Minggu, 28 Oktober 2012

merajut kerukunan antar umat beragama


MERAJUT KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
Masih belum hilang dari ingatan kita, kejadian beberapa bulan lalu yang terjadi di Sampang Madura. Yaitu bentrok warga antar dua aliran, Sunni dan Syi’ah, yang sampai mengakibatkan beberapa orang tewas, sebagian penduduknya juga harus mengungsi karena rumah-rumah mereka dibakar. Kita semua tentu tidak mengharapkan kejadian serupa terulang kembali, apalagi sesama muslim. Walaupun ada juga yang mengatakan, kalau itu bukanlah murni konflik agama, melainkan konflik keluarga. Namun, apapun motif dan modus penyebabnya, itu merupakan kejadian yang telah merobek kerukunan dan pedamaian di Indonesia, Madura khususnya
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, kaya akan agama dan budaya. Jadi, jangan sampai mengklaim bahwa milik saya-lah yang paling benar, dan yang lain adalah salah dan harus di singkirkan. Itu merupakan anggapan yang salah dan harus dihindari oleh kita semua, agar tidak menimbulkan kesenjangan dan hilangnya kerukunan yang akhirnya bisa menyebabkan konflik yang berakibat bentrok.
Menurut Drs. KH. Shafraji, Dalam “Sosialisasi Peningkatan Kerukunan Dalam Kehidupan Beragama” dikatakan, Sebagai warga Negara Indonesia, minimal kita harus menjunjung tinggi dan mematuhi asas tiga kerukunan (tri kerukunan). Pertama, kerukunan intern umat beragama. Hal ini masih banyak di langgar, khususnya bagi intern umat Islam. Perbedaan faham dalam masalah khilafiyah acapkali menimbulkan pertentangan dan perpecahan didalam umat Islam itu sendiri. Juga munculnya aliran-aliran radikal. Apalagi masing-masing pihak merasa paling benar.
Sesama muslim seharusnya bersatu dan bersaudara. Hal ini telah di tegaskan didalam Al-qur’an maupun sabda Rasul SAW (Hadis). Seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujarat ayat 10, yang artinya: Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara. Karena itu, damaikanlah antara dua saudaramu….Dalam hadis nabi juga disebutkan, Orang mukmin yang satu dengan orang mukmin lainnya adalah bagaikan satu bangunan yang saling munguatkan. Dari dalil-dalil tersbut sudah jelas, bahwa Islam tidak pernah menginginkan perpecahan di dalam tubuh umat Islam itu sendiri. Islam menjunjung tinggi perdamaian dan persatuan. 
Kedua, kerukunan antar umat beragama. Sebagaimana yang telah penulis singgung diatas, Indonesia memiliki beragam agama. Agama yang telah diakui oleh pemerintah ada lima macam, yaitu: Agama Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu. Antara agama tersebut tentu saja berbeda dalam hal ibadah dan keyakinan. Tapi kita harus tetap bersatu dalam naungan satu Indonesia. Jadikan perbedaan itu sebagai rahmat yang bisa saling melengkapi dan mengisi antara yang satu dengan yang lainnnya. Karena perbedaan itu merupakan suatu keniscayaan yang musti terjadi.
Hal ini telah di tegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujarat ayat 10 yang Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
Ketiga, kerukunan intern umat beragama dan antar umat beragama dengan pemerintah. Kebebasan beragama di Indonesia, di atur oleh Undang-Undang. Jadi sudah seharusnya pemerinah melindungi para pemeluk agama dari ancaman dan intimedasi penganut-penganut agama lain. Nah, Jika tri kerukunan tersebut telah terjalin niscaya tidak akan ada lagi konflik yang mengatas namakan agama. Perlu di pahami Kerukunan yang dimaksud bukanlah kerukunan agama masing-masing dalam arti mencampur-adukkan ajaran agama. Tetapi kerukunan yang dimaksud adalah kerukunan sesama warga Negara yang berbeda agama, bisa hidup saling membantu dan tidak saling mengganggu antar pemeluk agama lain.
Akhirnya, penulis akan mengutip dari Tajuk majalah Nuansa berkiut ini: Agama adalah masalah keyakinan individu manusia dengan sang Khalik-Nya. Tidak ada seorangpun maupun lembaga yang mempunyai otoritas pembenaran suatu keyakinan kecuali indivbidu yang bersangkutan dan Sang Pencipta itu sendiri. Risiko ketidak benaran adalah tanggung jawab masing-masing individu di hadapan Sang Pencipta. Untuk itu marilah kita tingkatkan kerukunan umat beragama dalam rangka ikut mewujudkan bangsa yang lebih damai dan bermartabat.





Minggu, 21 Oktober 2012

Dilema Cinta, Bsmillah ku Pilih Kamu


Dilema Cinta
(Bismillah, ku pilih Kamu)

Sudah lima tahun, kehidupan di pondok ku jalani. Banyak kenangan-kenangan indah dan pahit telah ku rasakan. Lima tahun bukanlah waktu yang sedikit, kini aku telah bisa dikatan sebagai santri senior. Namu, seandainya mau diukur dari sisi pengetahuan, kepandaianku tidaklah jauh beda dengan santri yunior. Aku selalu merasa masih terlalu bodoh untuk dikatan sebagai santri senior. Aku sering berpikir, apa yang telah aku dapatkan selama berada di pesantren ini?. Menyandang predikat santri seniorlah yang membuatku sadar, bahwa aku harus bisa mendidik, membina dan memberikan contoh yang baik pada santri junior. Oleh sebab itu, aku selalu berusaha untuk bisa dikatakan pantas sebagai santri senior, dan bisa melakukan tugas-tugas sebagai santri senior.
Sementra dari rumah, aku sering diberi kabar oleh teman-teman, bahwa teman sekelasku waktu di Madrasah Ibtidaiyah (MI) sudah banyak yang bertunangan, bahkan ada yang sudah menikah. Sehingga sering kali tetangga dan teman-temanku menanyakan, "Dadang, kamu kapan akan bertunangan?" "Tinggal kamu yang masih belum" kata mereka. Maklum didesa, sepertinya  bertunangan sudah menjadi tradisi yang sangat kental dengan kehidupan masyarakat, dan biasanya ada kebanggaan tersenidiri ketika putra atu putrinya telah bertunangan.
Aku tidak mau ambil pusing dengan pertanyaan-pertanyaan mereka, yang terpenting sekarang aku harus fokus pada sekolah. Kasihan orang tua dirumah yang telah membiayaiku mulai dari biaya pondok dan biaya sekolah. Soal jodoh belakangan, sebab jodoh sudah ada ditangan tuhan. Begitu gumamku suatu ketika.
Bukannya aku apatis dan apriori terhadap masalah perasaan cinta. Sebab, rasa cinta itu sudah pasti ada pada diri setiap insan yang normal, termasuk pada diriku. Tapi untuk saat itu aku menahannya sebisa mungkin supaya aku tidak hanya disibukkan dengan urusan cinta yang dapat mengangu pada konsentrasi belajarku di pondok.
Namun, entah mengapa, seberapa besar kekuatanku untuk menekan rasa cinta, maka sebesar itu pulalah rasa cinta tumbuh bersemi didalam hatikuku. Semoga saja perasaan ini tidak mengganggu terhadap konsentrasi belajarku dipondok, pikirku kala sudah dilanda perasaan cinta. Perasaan itu muncul saat aku sering berkomonikasi lewat HP dengan dua orang teman cewekku, mereka berdua adalah teman lama waktu masih sekolah di MI, yang satu teman sekelas sebut saja Zahrah dan yang kedua adik kelasku namanya Malisa.
Dahulu waktu aku masih sekolah di MI, keduanya merupakan teman dekatku, teman belajar bersama dan juga teman bermain bersama layaknya usia anak-anak. Mungkin karena aku sering bersama Zahrah dan Malisa, maka dalam hatiku ada perasaan senang pada mereka berdua. Pada waktu itu, Seperti halnya anak-anak pedesaan yang masih bau kencur, aku masih buta soal cinta, tidak mengerti apa itu cinta yang ada hanya rasa senang pada Zahrah dan Malisa. Tapi, kalau aku pikir-pikir sekarang, aku baru sadar, mungkin itu yang dinamakan cinta. Hingga akhirnya aku lulus dari MI dan melanjutkan pendidikan ke pesantren, aku tidak pernah mengutarakan rasa "senangku" pada mereka berdua. Namun, aku yakin dia juga mempunyai perasaan yang sama seperti aku. Setelah dua tahun, aku mendengar kabar kalau Zahrah dan Malisa mondok berkumpul di satu pondok, tapi bukan di pondok yang sama denganku.
Hingga kini, aku telah duduk di bangku sekolah MA (setingkat SMA), yang sudah agak mengerti apa itu perasaan cinta. Namun, masih belum juga mengutarakan kata-kata cinta baik dari aku ataupun dari dua orang temanku itu. Walaupun sebenarnya kami sering berkomonikasi lewat HP. Apa yang kami bicarakan mengalir saja bagaikan air, tanpa menyinggung perasaan apa-apa.
Menurutku, Zahrah dan Malisa adalah dua sosok wanita yang sangat istimewa. Selain dia memilki paras yang menawan, cantik, memiliki sifat baik dan juga pintar. Tidak heran kalau dia selalu mendapatkan rangking di kelasnya. Bahkan Zahrah pernah didaulat untuk menjadi ketua OSIS di sekolahnya.
Perasaan ingin bertemu dalam diriku sudah pasti ada. Tapi, situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk tidak bertemu. Disamping kami sama-sama berada dalam pesantren, yang penuh dengan aturan, juga jarak antara pesantren saya dengan pesantren Zahrah dan Malisa sangat jauh. Saling telepon-teleponan menjadi sarana yang efektif bagi kami untuk selalu bertukar kabar dan mengobrol. Seakan-akan aku mempunyai istri dua, yang mengharuskan untuk berbuat adil, dengan membagi waktu antara mereka dalam menelepon. Lucu kayaknya kalau difikir-fikir…!
Waktu terus beralu, makin lama aku sering menelepon dengan mereka. Maka, aku semakin yakin bawa memang perasaan cinta dan kasih sayang telah tumbuh dalam hatiku. Tapi aku bingung, pada siapakah aku akan mengungkapkan perasaan ini? Pada siapakah aku harus menambatkan hati ini? Apa pada Zahrah atau Malisa aku akan melabuhkan bahtera cintaku ini? Entahlah, makin lama aku makin kebingungan dan semakin mengusik ketenangan jiwaku.
Sebab, Zahrah dan Malisa sama-sama istimewa bagiku. Pada akhirnya aku terjebak pada dilema yang membingungkan. Aku bagaikan musafir yang kehilangan arah, tidak tahu harus kemana akan melangkah, apakah pada Zahrah atau pada Malisa. Sedangkan mereka berdua tetap saja dingin seperti biasa.
Hingga suatu waktu, aku mendengar kabar, kalau Malisa telah bertunangan dengan orang lain. Mendenar kabar itu, aku merasa gelisah yang luar biasa, apalagi aku baru tahu meurut kabar dari teman dekatnya, sebenarnya Malisa itu sangat cinta dan sayang padaku, dia juga sangat mengharapkan diriku, tapi karena diriku tidak pernah menyinggung soal cinta, Malisa beranggapan bahwa aku tidak mencintai dia, atau mungkin aku telah punyak orang lain. Akhirnya ketika ada orang yang melamar dia pada orang tuanya dia langsung menyetujui. Maka terjadilah pertunangan.
Remuk redam rasa dalam hatiku, perasaan kesal, galau dan terpukul menjadi satu. Tapi, aku pikir kenapa harus begitu? Kan salah aku bukan salah dia, yang tidak pernah memberikan kepastian soal cinta pada dia. Wanita memang butuh kepastian, bukan cinta semu. Ditengah-tengah perasaanku yang lagi kacau tak menentu itu, tiba-tiba HPku bergetar, setelah aku lihat ternyata Malisa menelepo, tanpa piker panjang langsung aku angkat dan kami ngobrol seperti biasa walaupun dengan perasaan yang berbeda.
"Oya, kata teman-teman kamu sudah bertunangan lisa?" aku bertanya pura-pura tidak tahu.
"Kata Siapa? itu bohong Dadang!" jawabnya, dengan bergurau.
"Tidak usah mungkir lagi, semua orang sudah tau kok!".
"Kalau iya, kenapa dang?"
"Ya, tidak apa-apa, aku cuma mau mengucapkan selamat saja". jawabku dengan nada blepotan karena perasaan lagi tak menentu.. Lama tidak ada jawaban dari Malisa, entah apa yang dia pikirkan. Tiba-tiba……
"Ya, Sudah dulu Dang, aku ada kegiatan pondok ne!". kata Malisa dan langsung mnenutup telponnya dengan tergesa-gesa, tanpa menungu jawaban lagi dariku.
Akupun tidak mau merusak pertunangan dia. Makanya aku sudah jarang menelepon dia. Kami hanya menelepon ketika ada hal-hal penting saja.
Sementara dilain waktu Zahrah masih terus saja menelepon denganku seperti biasa, bahkan dia juga bercerita kalau Malisa sudah bertunangan.
"Dang, kamu tahu gak kalu Malisa sudah bertunangan"? kata Zahrah padaku
"Tahu, memannya kenapa?"
"Aduh kasihan, sudah di ambil orang ya!" candanya masih selalu ada.
"Memangnya Malisa apanya aku?, biarkan dia mau tunangan, mau kawin kek. Gak ngurus!" jawabku meyakinkan.
"Kamu kapan akan bertunangan juga dang?" Zahrah bertanya padaku.
"Secepatnya!"
"Oh, sudah ada calon, Siapa?"
"Mau Tahu?".
"Ia, Siapa kenalin dong sama aku!"
"Beneran nie mau tahu"
"Iya,!"
"Kalau KAMU bagaimana?!" jawabku singkat dengan nada bercanda juga.
Mendengar jawabanku, Zahrah malah tertawa dan ngeledek aku, karena dia tahu kalau aku itu hanya bercanda dan tidak serius, seperti halnya ktika kami ngobrol yang selalu dibarengi dengan canda. Walaupun sebenarnya aku memang sengaja memancing bagaimana reaksi dari dia.
Semakin lama maka aku semakin yakin bahwa Zahrahlah yang terbaik buatku. Ketika ada liburan pondok aku dan Zahrah sering bertemu walau Cuma mengobrol sebentar. Tidak mau kegagalan dua kali, suatu ketika aku dengan serius mengunkapkan perasaan cinta pada dia, dalam artian aku menembak Zahrah, walaupun lewat HP. Zahrah tidak langsung memberikan jawaban, dia memberikan waktu padaku dua hari untuk berpikir. Akupun menerimanya, bahkan aku juga menyuruh dia kalau perlu silahkan shalat Istikharah dulu.
Setelah sampai pada waktu yang ditentukan, Zahrah menelepon ku. Perasaan cemas dan penasaran pada jawaban Zahrah telah menyelimuti hatiku. Setelah lama berbincang-bincang akhirnya dengan agak malu dia mengatakan "Entah jawabanku ini akan membuat kamu merasa bahagia atau tidak, aku tidak tahu. Tapi, yang jelas aku menerima cinta mu setulus hati". Mendengar jawaban seperti itu hatiku berbunga-bunga, tidak bisa digambarkan bagaimana bahagianya perasaanku. Dan dia juga bercerita kalau sebenarnya dia memang sudah dari dulu yang punya perasaan cinta padaku, Cuma karena dia seorang cewek, dia malu untuk mengutarakan duluan padaku.
Setelah aku sudah resmi jadian dengan Zahrah, hanya selang beberapa bulan, dengan perasaan yakin dan tekat yang bulat, hatiku berkata "BIsmilla, Aku pilih kamu teman kelasku bukan dia adik kelasku". Maka aku langsung memberitahukan pada orang tuaku untuk melamar dia. Syukur orang tuaku langsung menyetujui, lamaranpun dilangsungkan, dan berjalan dengan lancar. Hingga saat ini, aku dan Zahrah telah resmi bertunangan. Semoga kami sampai pada jenjang pelaminan dan menjadi keluarga yang sakinah mawaddah dan warahmah. Amein…!!! 


Oretan di Pojok KamarQ

Sabtu, 13 Oktober 2012

Pengaruh PendidikAN Madrasah Diniyah Terhadap Prestasi Belajar siswa MTS Aqidah Usymuni


BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Salah satu kekhasan pendidikan di Indonesia adalah adanya lembaga pendidikan pesantren. Secara historis, pesantren telah ada dalam waktu yang relatif lama. Sistem pendidikan pesantren telah ada semenjak para walisongo menyebarkan Islam di Indonesia. Seluruh  walisongo memiliki pesantren sendiri-sendiri. Pesantren adalah institusi pertama di Nusantara yang mengembangkan pendidikan diniyah (keagamaan). "Oleh karena itu, hingga awal abad XX, dapat dikatakan bahwa sejarah Islam di Indonesia adalah identik dengan sejarah pesantren dan para ulamanya; baik sistem pendidikan, metode dakwah maupun strategi perjuangannya menghadapi atau melawan penjajah di negeri ini yang ratusan tahun lamanya"(Nata (ed), 201:135).
Seiring dengan berkembangnya zaman, terus terjadi dinamisasi dan perubahan di dunia pesantren, yang dalam khazanah akademis disebut dari pesantren, madrasah ke Madrasah. Meskipun demikian, tetap ada yang khas di dalam dunia pendidikan pesantren, walaupun secara struktural pesantren telah mengadopsi sistem madrasi bahkan sistem pendidikan luar (umum) pada saat ini.
1
 
Pesantren memang menerapkan konsep continuity and change atau dalam dalil pesantrennya “al-muhafadzatu alal qadimish shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah”. Yaitu terus melakukan perubahan dan adopsi inovasi tetapi tetap mempertahankan tradisi lama yang baik dan bermanfaat. Hal ini dilakukan "sebagai upaya untuk mempertahankan eksistensi sekaligus menarik 'pangsa pasar' ”(Nata (ed), 2001:150).
Salah satu ciri khas yang terus ada di tengah dunia pesantren, walaupun telah mengalami berbagai perubahan dari waktu-kewaktu dan mengalami fase pengembangan adalah Madrasah Diniyah yang sering disebut MADIN atau pendidikan keagamaan dengan memakai kitab-kitab sebagai sumber belajar. Pendidikan keagamaan yang dilakukan melalui Madrasah Diniyah merupakan suatu tradisi khas pesantren yang akan terus dilakukan, sebab inti lembaga pesantren justru ada di sini. Ibaratnya adalah “jantung hati” pesantren. Pesantren tanpa pendidikan diniyah tentu bukan pesantren dalam hakikat pesantren sebenarnya.
Pendidikan ini (Madrasah Diniyah, red) pada awalnya dilakukan secara swakelola oleh pesantren. Makanya, guru-guru madrasah diniyah dalam banyak hal juga hanya memperoleh reward yang seadanya. Yang lebih sering, pendidikan agama tersebut lebih sering dikaitkan dengan konsep ”lillahi ta’ala”, sebuah istilah yang sering dikaitkan dengan konsep ”gratis dan murah”(Syam,2007:http://nursyam.sunan-ampel.ac.id/?p=414.Diakses tanggal 23 Mei 2012).
Madrasah Diniyah merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam yang hanya mengajarkan bidang keagamaan. Penyelenggaraan sistem pendidikan dan pengajarannya bervariasi antara pesantren yang satu dengan pesantren yang lain. Diantaranya yaitu: dengan sistem bandongan, sorogan ataupun wetonan. Dengan sistem ini pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia telah menunjukkan keberhasilannya dalam mencetak kader-kader ulama yang telah berjasa turut mencerdaskan masyarakat Indonesia.
Seperti banyak diketahui bahwa para ustadz atau ustadzah yang mengajar di madrasah diniyah adalah lulusan pesantren yang sangat kaya materi ajar namun dari sisi metodologi kependidikan mungkin masih perlu diperkaya. Makanya program peningkatan kualitas madrasah diniyah yang utama adalah penyetaraan guru madrasah diniyah. Jika hal ini sudah dapat diraih maka para guru madrasah diniyah tentunya akan dapat mengikuti program sertifikasi pendidik karena syarat utamanya adalah lulusan setara Strata satu (S1) (Ibid).
Peningkatan kualitas lembaga pendidikan merupakan sesuatu yang sangat urgen. Sebab peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) tidak akan mungkin bisa dilakukan tanpa peningkatan kualitas kelembagaannya. Dan di dalam kerangka ini, maka pengutamaan kelayakan mengajar bagi para gurunya merupakan prioritasnya, dan baru kemudian pemenuhan standart kualifikasi lainnya.
Sebagaimana yang telah disinggung diatas, Madrasah Diniyah merupakan lembaga pendidikan yang terfokus pada pendidikan Agama. Para siswa diajari mulai dari mengenal huruf arab, hukum-hukum Islam (syariat), ilmu tauhid, ilmu akhlak, belajar Al-qur’an dengan tajwid, tarikh (sejarah), nahwu dan shorof. Selain sebagai lembaga pendidikan yang mengajarkan agama, ternyata keberadaan Madrasah Diniyah juga mempunyai peran yang sangat signifikan dalam memperdalam pendidikan agama Islam yang ada pada Madrasah formal, khususnya bagi para siswa yang mengenyam pendidikan di Madrasah formal umum.
Saat ini, Dunia pendididkan hususnya pendidikan Islam memiliki tugas yang tidak ringan dalam menghadapi era globalisasi sekarang ini, pendidikan adalah masalah yang sangat penting terlebih lagi dalam lajunya pembangunan nasional yang di tuntut adanya generasi yang lebih maju disamping mempersiapkan peserta didik untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan tehnologi (iptek) diharapkan juga mampu meningkatkan keimanan ketakwaan (imtaq) terhadap tuhan yang maha Esa, peningkatan keimanan dan ketakwaan dilakukan untuk mengantisipasi dampak negatif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa sekarang ini.
Sejalan dengan kemajuan tersebut maka dewasa ini pendidikan disekolah telah menunjukkan perkembangan yang pesat, perubahan dan pembaharuan bukan saja terjadi pada bidang kurikulum, methodologi pengajaran, peralatan dan penilaian pendidikan, tetapi terjadi juga pada bidang administrasi, organisasi dan personal, bahkan secara keseluruan dapat dikatakan bahwa perubahan itu merupakan pembaharuan dalam sistem pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang ada.
Perkembangan dan pembaharuan tersebut untuk mencapai pendidikan nasional, dalam arti membentuk manusia Indonesia seutuhnya, sebagai mana rumusan formal, fungsi dan tujuan pendidikan nasional Indonesia dalam undang-undang no 20 tahun 2003, pasal 3 tentang pendididkan nasional adalah sebagai berikut :
”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dalam bentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam ragka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Undang-undang  RI  no 20 , Sistem Pendidikan Nasional: 4).
Keberadaan Madrasah Diniyah masih sangat diperlukan, karena pendidikan agama yang diperoleh di sekolah umum kurang memadai jumlah jam pelajaran. Sementara itu kebutuhan akan pembinaan kehidupan beragama dan akhlakul karimah bagi siswa sangat tinggi. Lebih-lebih jika dikaitkan dengan merosotnya moral yang melanda kalangan pelajar dan generasi muda akhir-akhir ini. Para orang tua resah, para pemuka masyarakat gelisah. Mereka mencari solusi atau cara untuk menanggulanginya.
Lembaga pendidikan yang memadukan kurikulum negeri dan kurikulum lokal dengan muatan yang seimbang yaitu lembaga pendidikan formal swasta, salah satunya adalah yang ada di MTs. Aqidah Usymuni Terate Pandian Sumenep, yang berada dalam naungan yayasan Pondok pesantren Aqidah Usymuni. Hal ini dimaksudkan agar lulusan lembaga tersebut mampu berpacu dengan lulusan Sekolah-sekolah umum dalam rangka mencapai tujuan nasional, dengan tidak menghilangkan jati dirinya sebagai lembaga pendidikan yang mencetak ulama dan ahli agama. Sebab saat ini,  "Keterpaduan antara berbagai disiplin ilmu umum, dan keterpaduan antara berbagai disiplin ilmu umum dan agama perlu dilakukan" (Nata, 2001;90)
Sama halnya dengan Abdurrahman Mas’ud yang mengatakan bahwa:
Lembaga-lembaga pendidikan Islam bukan hanya sekedar pelengkap (komplemen), melinkan disamping telah mengmabil peranan yang cukup berarti dalam mencerdaskan bangsa, meningkatkan taraf kehidupannya, mendinamisasi roda pembangunan dari bawah, juga merupakan sub kultur yang ikut memberikan corak secara aktif-partisipatif serta tidak bisa dipisahkan dari supkulut nasional. Madrasah dan lembaga-lembaga pendidikan swasta lainnya berusaha mereduksi masalah lama pendidikan nasional (Mas’ud,2004: 95).
Demi untuk mendongkrak pemahaman dalam bidang pendidikan agama Islam, Pondok Pesantren  Aqidah Usymuni juga mendirikan Madrasah Diniyah yang diselenggarakan pada malam hari. Dengan menambah pendidikan di Madrasah Diniyah ini, -Sebagaimana yang telah di singgung diatas- diharapkan dapat memberikan nilai tambah  dan dapat memaksimalkan siswa MTs.  Aqidah Usymuni dalam memahami ilmu-ilmu agama Islam serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagian siswa MTs. Aqidah Usymuni ada yang mengikuti pembelajaran di Madrasah Diniyah setelah mereka pulang dari MTs. Aqidah Usymuni. Jadi para siswa disamping menimba ilmu Agama Islam di MTs Aqidah Usymuni, juga di Madrasah Diniyah secara bergantian, yaitu pagi sampai siang di MTs Aqidah Usymuni, dan setelah pulang, pada malam hari berada di Madrasah Diniyah.
Berangkat dari harapan di atas maka penulis perlu meneliti  siswa di MTs.  Aqidah Usymuni yang juga bersekolah Madrasah Diniyah pada malam harinya, dengan  bentuk penyusunan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Pendidikan Madrasah Diniyah Terhadap Prestasi Belajar Siswa MTs.  Aqidah Usymuni Terate Pandian Sumenep Tahun Pelajaran 2012-2013”.
B.     RUMUSAN MASALAH
             Agar penelitian ini lebih terfokus, maka penulis merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1.      Sejauh mana pengaruh pendidikan Madrasah Diniyah terhadap prestasi belajar Siswa MTs. Aqidah Usymuni Terate Pandian Sumenep tahun pelajaran 2012/2013?
2.      Bagaimanakah prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa di MTs. Aqidah Usymuni Terate Pendian Sumenep tahun pelajaran 2012/2013?
C.    TUJUAN PENELITIAN
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengaruh pendidikan Madrasah Diniyah terhadap prestasi belajar siswa di MTs.  Aqidah Usymuni Terate Pandian Sumenep tahun pelajaran 2012/2013.
2.      Untuk mengetahui prestasi Pendidikan Agama Islam siswa di MTs.  Aqidah Usymuni Terate Pandian Sumenep tahun pelajaran 2012/2013.
D.    KEGUNAAN PENELITIAN
Dengan tercapainya rumusan tujuan penelitian sebagaimana tersebut di atas, maka Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama pada:
1.      Madrasah
Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan masukan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran PAI. Dan sebagai masukan dalam rangka menunjang tercapainya visi dan misi Madrasah Tsanawiyah itu sendiri.
2.         Guru Pendidikan Agama Islam
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru-guru di Madrasah dalam pemilihan metode dan teknik untuk meningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI.

4.         Penulis
Mendapatkan wawasan dan pengalaman praktis di bidang penelitian.
E.     ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Dalam memilih judul ini dilandasi oleh beberapa alasan yaitu :
1.       Alasan Objektif
1.      Sepanjang pengetahuan penulis, judul diatas belum pernah diteliti oleh siapapun.
2.      Pengaruh pendidikan Madrasah Diniyah terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam sangat penting untuk diteliti supaya manfa’at dari pembelajaran dan pengajaran yang ada pada Madrasah diniyah dapat diketahui oleh siswa.
3.      Pendidikan diniyah merupakan wadah untuk menambah dan memperdalam pendidikan agama Islam siswa yang kurang maksimal menerima pendidikan agama di Madrasah-Madrasah formal. Hal ini sangat penting agar siswa benar-benar bisa memahami dan mengamalkan pendidikan agama Islam.
2.      Alasan Subjektif
1.      Masalah pendidikan diniyah dan prestasi PAI sangat menarik untuk diteliti mengingat relevansinya terkait erat dengan program studi yang penulis tempuh di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Aqidah Usymuni Terate Pandian Sumenep  Jurusan Pendidikan Agama Islam.
2.      Lokasi penelitian yang dipilih penulis dalam rangka penyusunan proposal skripsi ini mudah di jangkau baik dari segi waktu, tenaga maupun biaya yang dibutuhkan.
3.      Selain itu pula lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti pernah menimba ilmu dan belajar pada waktu MTs dahulu. Sehingga peneliti setidak-tidaknya mengetahui sedikit banyak keadaan Madrasah tersebut.
F.     ASUMSI PENELITIAN
       Menurut Surakhmad, dalam Arikunto (2006: 65), Asumsi atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Dalam penelitian ini penulis mempunyai beberapa asumsi, antara lain :
1.      Pendidikan Diniyah sangat penting, karena ikut menentukan corak dan bentuk amal dalam kehidupan manusia untuk menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang bertaqwa (Depag, 2003: 39).
2.      Pribadi muslim yang shaleh, berilmu dan beramal akan terwujud melalui pendidikan agama yang baik dan maksimal. (Shaleh, 2000: 4)
G.    HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis berasal dari perkataan hipo (hypo) dan tesis (thesis). Hipo berarti kurang dari, sedang tesis berarti pendapat. Jadi, hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara, belum benar-benar berstatus sebagai tesis (Margono, 2007:80). Hipotesis  timbul sebagai dugaan yang bijaksana dari peneliti.
Sesuai dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis mengajukan hipotesis kerja (Ha) sebagai berikut : “Ada pengaruh pendidikan Madrasah Diniyah terhadap prestasi belajar siswa di MTs.  Aqidah Usymuni Terate Pandian Sumenep tahun pelajaran 2012/2013.”
Sedangkan hipotesis nihil (Ho) adalah : “Tidak Ada pengaruh pendidikan Madrasah Diniyah terhadap prestasi belajar siswa di MTs.  Aqidah Usymuni Terate Pandian Sumenep tahun pelajaran 2012/2013.”
H.    RUANG LINGKUP PENELITIAN
Agar penelitian ini lebih terarah sekaligus dapat mempertajam analisis, maka penulis perlu memperjelas ruang lingkup penelitian dengan batasan-batasan sebagai berikut :
1.      Ruang Lingkup Subjek
       Subjek penelitian ini yaitu siswa putra MTs.  Aqidah Usymuni tahun pelajaran 2012 / 2013 yang juga bersekolah Madrasah Diniyah.
2.      Ruang Lingkup Obyek
Pendidikan diniyah yang akan diteliti meliputi ilmu Tauhid, Fiqih, Al-Qur’an, Hadits, Akhlaq, Tarikh (Sejarah) serta Ilmu Alat (Nahwu, Sharraf, dan Bahasa Arab).
            Sedangkan prestasi belajar, maksudnya yang akan diteliti yaitu prestasi belajar pendidikan agama Islam meliputi, Pelajaran Al-qur’an Hadis, Aqidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).
3.      Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 01 Oktober 2012 sampai tanggal 30 Oktober 2012
4.      Lokasi
            Lokasi dalam penelitian ini adalah Madarasah Tsanawiyah Aqidah Usymuni Putra. Beralamat di Jl. KH. Zainal Arifin No 1-9 Terate Pandian Sumenep.
1.     DEFINISI OPERASIONAL
Untuk menghindari kesalahan persepsi dan kerancuan dalam mendefinisikan judul penelitian ini, maka diberikan definisi operasional sebagai berikut:
1.      Pengaruh
            Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan atau pebuatan seseorang. (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Dalam penelitian ini pengaruh diartikan sebagai daya upaya adanya pengaruh pendidikan diniyah terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa.
2.      Pendidikan Madrasah Diniyah
            Madrasah diniyah merupakan jalur pendidikan luar Madrasah yang khusus tempat mengajarkan agama Islam, yang termasuk dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di dalam pondok pesanteren guna untuk memperoleh pengetahuan khusus agama dan moral serta etika hidup bermasyarakat, kegiatan ini adalah kegiatan yang bersifat diwajibkan oleh pondok bagi siswa yang berasal dari pondok setelah pulang dari Madrasah.           
3.      Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai atau diperoleh dari suatu proses belajar mengajar siswa dalam mencapai tujuan belajar. Prestasi belajar merupakan gambaran tentang kemampuan siswa memahami isi pelajaran yang biasaanya dilambangkan oleh skor atau nilai. Dalam penelitian ini, prestasi belajar siswa adalah skor atau nilai yang dicapai siswa pada buku raport.
Dalam penelitian ini, penelitian di fokuskan pada pelajaran yang termasuk dalam Pendidikan Agama Islam yaitu pelajaran Aqidah Akhlak, Fiqih, Al-Qur’an Hadis dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
4.      Siswa
Adalah peserta didik atau subyek belajar, dalam hal ini siswa yang dimaksud adalah siswa Putra MTs. Aqidah Usymuni Terate Pandian Sumenep yang juga bersekolah Madrasah Diniyah pada tahun ajaran 2011/2012.

sengaja banyak pengurangan yang berminat hub. dsuke@ymail.com