Kamis, 22 Desember 2011

Menjadi Pribadi Yang Optimis


MENJADI PRIBADI YANG OPTIMIS DAN TIDAK PSIMIS
Oleh: Moh. Dasuki SN

Ungkapan Arab mengatakan Kun Mutafa'ilan wala takun mutasya'iman (Jadilah orang yang optimis, dan jangan jadi orang yang psimis). 
Dalam perjalanan hidup ini manusia tidak selamanya selalu berada dalam kemenangan dan kejayaan, pasti suatu waktu akan mengalami yang namanya keterpurukan dan nasib yang tidak baik. Karena kehidupan ini bagaikan roda yang selalu berputar, kadang berada diatas dan kadang pula berada dibawah. Walaupun demikina bukan berarti kita harus psimis terhadap kehidupan yang kita jalani ini, tanpa melakukan tindakan yang baik. supaya kita tidak sering dan selalu ada dibawah.
Kegagalan ataupun cobaan yang kita hadapi itu merupakan bagian dari pada romantika kehidupan, jika kita mampu sabar dalam menghadapinya maka kita termasuk orang yang beruntung. Sebab, pada dasarnya hal tersebut diibaratkan seperti seorang siswa ketika ada kenaikan kelas harus di uji dulu dengan berbagai mata pelajaran yang dipelajarinya, sebagai tolak ukur sejauh mana dia menyerap pelajaran selama berada di kelas tersebut, dan yang lebih penting lagi apakah siswa tersebut pantas kelasnya di naikkan kepada yang lebih tinggi atau tidak. Jadi, bisa jadi kegagalan atau pun musibah yang kita hadapi itu merupakan ujian yang harus kita lewati untuk meraih kesuksesan di waktu-waktu berikutnya.
Ada adagium yang mengatakan "Jalan yang mulus tidak akan menghaslkan pengemudi yang tangguh, laut yang tenang tidak akan menghasilkan nahkoda perahu yang berani". Jadi, persoalan dan masalah yang sering menghampiri kita itu seharusnya bisa kita jadikan sebagai pemecut semangat agar kita bisa tegar dan tangguh dalam menjalani kehidupan ini dan jangan mudah menyerah sebelum kita melangkah.
Didalam Al-Qur’an sendiri Allah telah melarang seorang hamba untuk putus asa (Psimis), seperti dalam surat Yusuf ayat 87 yang artinya ”Janganlah kalian Semua putus asa dalam mencari rahmat Allah, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melinkan kaum yang kafir”. Ayat ini seakan-akan memberikan sprit atau semangat kepada manusia untuk selalu mencari rahmat Allah yang banyak sekali diperuntukkan bagi manusia, dan untuk selalu bersikap optimis dalam mencari rahmat Allah tersebut serta tidak mudah putus asa atau pesimis apabila nantinya mendapatkan kendala atau rintangan dalam usahanya. Karena hanya kaum kafirlah yang suka berputus asa dalam mencari rahmat Allah. Dan semoga kita tidak termasuk terhadap golongan orang kafir, seperti dalam ayat tersebut.
Sikap optimis akan memunculkan pikiran dan tindakan-tindakan yang positif, sebaliknya sikap psimis akan menimbulkan sikap dan tindakan yang tidak baik. Sebab, jika seseorang dalam melakukan sesuatu didasari dengan optimis maka dia akan berusaha dengan bersemangat dan selalu berfikir yang baik. Berbeda dengan orang yang psimis, dia dalam melakukan sesuatu tidak akan semngat, mudah mengeluh dan hanya suka mengandai-andai saja tanpa melakukan tindakan apapun. Jadi, marilah kita sama-sama berusaha untuk selalu bersikap optimis dalam menjalani kehidupan sehari-hari, supaya kita termasuk orang yang beruntung dan mempunyai kemantapan hidup. Al-i’timadu alan nafsi asasun najah ”Berpegang teguh pada diri sendiri (Optimis) adalah kunci kesuksesan”. Wallahu a’lam.