Senin, 04 Juli 2022

Tugas Elaborasi Konsep Modul 1.1. Filosofi pendidikan KHD Dalam bentuk karya Puisi "Sang Penuntun"

 

SANG PENUNTUN

Oleh : Moh. Dasuki, S.Pd.I*

Kala awan gelap menyelimuti jiwa

Kerikil batu cadas menghalangi tapak juang

Gelombang lautanpun menderu didepan mata

                        Saat gundah ini mulai memuncak

Bagai kilat menyambar semesta

                        Engkau datang meraih tanganku, Kaupun dekap aku dengan erat

                        Sambil kau bisikkan kata indah ditelingaku

                       "Nak, ayo bangkit, SIbak semua awan gelap itu"

                       "Lalui Ombak itu dengan keyakinan!"

Ya, Kaulah Sang Penuntun

Telah menuntun jiwa-jiwa kerontang dengan penuh keteladanan

Ya, Kalulah Sang Penuntun

Yang hadir dalam jiwa-jiwa kosong dengan penuh kelembutan

Ya, Kaulah Sang Penuntun

Yang telah menuntun jiwa-jiwa fakum dengan penuh ketelatenan.

                        Sang Penuntun, Kaulah guru sejati

                        Menumbuh-kembangkan siswa sesuai dengan Kodrati

                        Memerdekakan siswa sesuai dengan bakat diri

                        Laksana petani yang selalu memupuk dan merawat tanamannya dengan teliti.

sang Penuntun, Padamu kami menyematkan harap

Agar mampu menjadikan Indonesia berdaulat

Tentu dengan pendidikan yang maju pesat

Dengan Berpegang teguh pada Kearifan lokal yang kuat.

KONEKSI ANTAR MATERI - KESIMPULAN DAN REFLEKSI MODUL 1.1

 

KONEKSI ANTAR MATERI - KESIMPULAN DAN REFLEKSI MODUL 1.1

Oleh : Moh. Dasuki, S.Pd.I

( Calon Guru Penggerak Angkatan 5 // Guru SDN Dempo Barat 2 Pasean Pamekasan)

A. Koneksi Antar Materi

KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidik hanya  dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya dalam  hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Dalam proses "menuntun", anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai 'pamong' dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. 

KHD juga menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan "sifat" dan "bentuk" lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan "isi" dan "irama" dimana dalam mendidik anak harus mengikuti perkembangan zaman.

Atas dasar itu sebagai seorang pendidik harus mampu mempraktikkan dan menerapkan semboyan yang digagas oleh KHD di sekolah maupun di kelas yaitu

- Ingarso sung tulodho yaitu ketika kita berada di depan maka selayaknya sebagai pendidik kita harus memberikan contoh sikap teladan yang baik kepada anak-anak agar penanaman karakter dan budi pekerti dapat terwujud. Oleh sebab itu prilaku seorang pendidik sangat berpengaruh besar buat anak-anak untuk dapat membiasakan/menanamkan prilaku baik kepada orang lain baik di lingkungan sekolah, masyarakat maupun dilingkungan sekitar sebab tipe anak-anak mereka lebih cenderung untuk meniru.

- Ingmadyo Mangun Karso yaitu Ketika berada ditengah maka sebagai pendidik dapat membangkitkan semangat jika anak-anak menghadapi suatu masalah. Sebab tugas guru bukan hanya sekedar mengajar tetapi juga mendidik, membimbing dan mengawasi perilaku anak-anak ketika mereka berada di sekolah maupun dilingkungan masyarakat.

- Tut Wuri Handayani yaitu Ketika kita berada dibelakang maka sebagai pendidik kita harus mampu memberikan dorongan, mengarahkan dan menuntun anak agar mereka tidak salah arah. Artinya kita dapat memberikan keleluasaan kepada anak-anak untuk belajar tetapi harus tetap di awasi dan di kontrol perilaku keseharian nya.

        Ki Hajar Dewantara juga menjelaskan tentang Tri Pusat Pendidikan yaitu, pendidikan di lingkungan keluarga, pendidikan di lingkungan perguruan, pendidikan di lingkungan masyarakat.

     Konsep pemikiran-pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara sangat relevan dengan penerapan pendidikan abad ke-21 pada konteks lokal (budaya) di tempat asal.

        Proses pendidikan Ki Hajar Dewantara menekankan 3 hal utama yaitu melatih panca indra, kehalusan budi pekerti dan kecerdasan. Menurut beliau pendidikan harus seimbang antara cipta, rasa dan karsa.

    Mengedepankan kemerdekaan belajar. Pendidikan harus holistik dan seimbang agar terjdi kesempurnaan budi pekerti yang membawa anak pada kebijaksanaan sehingga melahirkan insan-insan yang bijaksana.

 

Pengetahuan dan pengalaman baru yang saya peroleh dalam modul ini dan perubahan diri yang yang saya alami dan akan akan saya praktekan di sekolah maupun kelas saya ialah

1.          Yang saya peroleh dalam modul ini mengetahui konsep dasar pendidikan yang di gagas oleh Ki Hajar Dewantara yang mana pendidikan harus menghamba pada anak, memuliakan anak dan menuntun mereka untuk mewujudkan “Merdeka Belajar “.

2.         Perubahan diri yang yang saya alami dan akan akan saya praktek kan di sekolah maupun kelas saya ialah setelah membaca,mempelajari dan mengetahui Filosofi Ki Hajar Dewantara pada modul ini saya sangat bergembira dan senang karena menambah wawasan dan pengetahuan saya untuk mengaplikasikan nya pada sekolah maupun kelas yaitu : 

·            Menanamkan budi pekerti pada anak-anak dengan cara menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan lokal didaerah saya salah satunya yaitu prilaku gotong royong.

·            Merancang metode pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar siswa agar siswa dapat meningkatkan kompetensi dan bakat mereka sebagai wujud pelajar pancasila yang kreatif dan mandiri.

·            Menyajikan pembelajaran yang menyenangkan melalui permainan agar siswa mampu berinovasi dan berpikir kritis dalam memecahkan suatu masalah.

B. Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

1. Apa yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul 1.1? Sebelum saya mempelajari modul ini pembelajaran yang saya lakukan di sekolah maupun dikelas yaitu :

·       Menganggap murid bagaikan kertas kosong yang siap diisi sesuai dengan kehendak guru

·       Dalam menyajikan materi lebih banyak menggunakan metode ceramah (Berpusat pada guru) dan memberikan tugas kepada anak-anak sesuai dengan kurikulum yang kita gunakan untuk mencapai nilai pengetahuan dan keterampilan berdasarkan KKM yang telah saya buat di awal semester tanpa memperhatikan kebutuhan dan kodrat setiap anak.

·       Menghukum anak jika mereka berbuat salah sebagai contoh tidak mengerjakan tugas yang diberikan.

·       Selalu mengatakan kata salah kepada anak padahal anak-anak pada intinya hanya karena mereka tidak tau

2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul ini?

·       Tentunya saya akan merubah pola pikir saya yang selama ini yang saya anggap keliru karna belum sesuai dengan harapan Ki Hajar Dewantara yang mana kita sebagai pendidik harus menjadi among agar dapat menuntun anak sesuai dengan bakat dan potensi yang mereka miliki. bakat siswa itu sudah ada pada setiap anak tetapi masih samar-samar dan tugas kita adalah menerangkan (Menebalkan) tulisan yang masih samar-samar tersebut agar terlihat jelas.

·       Menerapkan asas kekeluargaan antara guru, orang tua dan siswa dalam membuat kesepakatan kelas di awal semester agar anak bisa disiplin.

·       Memuliakan anak dalam artian tidak menghukum anak secara fisik karena akan membuat anak trauma.

·       Mewujudkan /menerapkan pendidikan Merdeka Belajar dimana siswa sebagai subyek atau pemegang kendali pada setiap pembelajaran (Tidak Memaksakan Anak)

·       Jika ada siswa yang bertikai maka kita tidak boleh berpihak pada salah satu anak.

3. Apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan   pemikiran Ki Hajar Dewantara ?

·       Mengembangkan potensi saya sebagai seorang pendidik dalam menghadapi revolusi indrustri 4.0 sesuai zaman kita saat ini

·       Disiplin Positif agar menjadi contoh dan teladan bagi anak-anak

·       Menghidupkan kembali semangat untuk terus belajar karena setiap guru adalah murid dan setiap murid adalah guru

·       Menuntun anak dan memberikan arahan untuk membentuk karaktek dan budi pekerti sesuai dengan nilai-nilai budaya lokal.

·       Dunia anak adalah dunia permainan, sehingga pembelajaran seharusnya menarik bagi anak. sehingga tercipta pembelajaran yang memihak kepada anak/merdeka belajar.