Senin, 31 Oktober 2016

Hari Jadi Kabupaten Sumenep



MEMPERINGATI HARI JADI ITU…..
(Refleksi Peringatan Hari Jadi Kabupaten Sumenep Yang Ke-742)
Oleh: Moh. Dasuki SN*



 



Ditahun 2011 ini, Kabupaten Sumenep telah mencapai umur yang sudah cukup tua, tepatnya telah berumur 742 tahun pada tanggal 31 Oktober kemarin. Sehingga saat ini, Kabupaten Sumenep telah menggelar berbagai hajatan atau acara untuk memperingati hari jadi yang ke-742 Kabupaten Sumenep tersebut. Mulai dari acara pagelaran dan perlombaan  seni dan budaya Madura sampai musabaqah tilawatil qur’an atau lomba ngaji diantara semua SKPD se-kabupaten Sumenep yang bertempat di depan Labhang Mesem.
Memperingati hari jadi memang sudah menjadi tradisi dan lumrah di semua wilayah Indonesia. Setiap ada moment-moment yang begitu luar biasa, biasanya akan ada peringatan setiap tahunnya, apalagi terbentuknya sebuah kabupaten atau kota. Sehingga disemua daerah tiap tahun pasti ada yang namanya peringatan hari jadi Kabupaten atau Kota tertentu. Tapi, kebanyakan kegiatan yang ada dalam peringatan hari jadi tersebut biasanya kebanyakan lebih mengarah terhadap hal-hal yang bersifat hiburan semata, yang manfaatnya tidak begitu bisa dirasakan oleh semua lapisan masyarakat luas, khususnya masyarakat kecil yang ada dipedesaan.
Memperingati hari jadi itu seharusnya tidak hanya sebagai seremonial belaka. Dalam artian, harus ada dampak positif yang bisa dirasakan oleh semua lapisan masyarakat luas. Penulis masih belum yakin kalau semua masyarakat yang ada dikabupaten Sumenep ini mengetahui kapan hari jadi Kabupaten Sumenep. Jagan-jangan moment hari jadi itu hanya bisa dirasakan oleh kalangan birokrasi saja, orang-orang perkotaan dan orang-orang yang hanya ikut acara atau lomba yang diadakan ketika memperingati hari jadi. Tapi, mungkin ini hanya anggapan spekulasi penulis saja yang naif ini, dan semoga saja hal tersebut diatas tidak benar-benar terjadi pada masyarakat yang ada di Sumenep.
Coba tengoklah masyarakat kecil pedesaan disekitar kita yang setiap harinya hanya menjadi petani, nelayan, kuli bangunan, pedagang kecil dan yang bekerja serabutan, apakah mereka mengetahui kapan moment hari jadi kabupaten Sumenep? Bahkan mereka terkesan apatis terhadap hal tersebut, karena menurut mereka tidak memberikan pengaruh apa-apa. Dan apakah mereka merasakan esensi dan manfaat dari memperingatai hari jadi kabupaten Sumenep? Entahlah, kayaknya memang harus ada tindakan lebih konkrit lagi dari pemerintah, agar mereka yang ada dipedesaan juga tahu dan merasakan ”meriahnya” dari perayaan peringatan hari jadi kabupaten Suemnep yang jatuh setiap tahun.
Di momentum hari jadi kabupaten Sumenep yang ke-742 ini, semua lapisan masyarakat khususnya birokrasi  untuk sama-sama merenung, memkirkan dan meneladani bagaimana perjuangan fundhing father (Bapak pendiri) dalam mendirikan kabupaten Sumenep tercinta ini, bagimana Arya Wiraraja berjuang untuk menjaga keutuhan kabupaten Sumenep dari ancaman musuh, bagimana beliau bisa menciptakan terjaminnya keamanan dan kesejahteraan rakyat Sumenep, serta bagaimana dulu seorang Arya Wiraraja dapat memikat hati para rakyatnya sehingga menjadi peminpin yang disegani dan disenagi oleh semua lapisan masyarakat. Sehingga terciptalah masyarakat sumenep yang aman, damai dan makmur.
Dengan momentum hari jadi kabupaten sumenep yang ke-742 ini pula, bagimana para pemerintah dan para birokrasi juga memikirkan nasib rakyat-rakyat kecil, tengoklah saudara-daudara kita di pedesaan, yang setiap hari tidak mendapatkan penghasilan tetap, hanya demi untuk sesuap nasi mereka rela bekerja berpanas-panasan dibawah terik matahari yang menyengat. Apakah kesejahteraan dan hak-hak mereka sudah bagus dan terpenuhi?. Juga memikirkan bagaimana persoalan pengannguran yang begitu banyak, para sarjana-sarjana yang masih tidak mendapatkan pekerjaan layak yang sesuai dengan keahliannya. Serta persoalan penegakan hukum keadilan yang benar-benar adil.
Sebenarnya kalau kita mau jujur dan mau membuka mata, banyak sekali persoalan yang ada dikabupaten Sumenep ini yang membutuhkan langkah kongkrit dari pemerintah untuk mengatasinya. Terutama dalam hal kesehteraan masyarakat dan hukum yang ada di kabupaten Sumenep ini. 
Jadi sekali lagi, memperingati hari jadi itu tidak hanya memperbanyak acara seremonial belaka. Tapi, lebih ditekankan terhadap esensi dan manfaat dari semua seremonial tersebut, apakah masyarakat luas bisa merasakan manfaatnya atau tidak. Serta juga dengan moment hari jadi kabupaten Sumenep ini para biroksasi atau pemerintah  mampu merenungi dan meneladani tindakan para pendiri kabupaten Sumenep dalam perjuangan mereka demi untuk memberikan pelayanan dan kesejahteraan pada rakyat, khususnya rakyat kecil yang ada dipedesan terpencil. Semoga....!!!!!

*Penulis adalah Mahasiswa STIT Aqidah Usymuni Terate Pandian Sumenep, saat ini mengabdikan dirinya di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Esensi STITA Sumenep.