Senin, 07 Maret 2011

Judul

PEMBINAAN MORAL MELALUI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SMPN 1 BATU PUTIH SUMENEP

A. Latar Belakang.
Dalam dunia pendidikan seorang guru tidak lepas dari yang namanya murid, hal inilah yang menyebabkan adanya inteaksi antara keduanya karena saling membutuhkan. dengan hal itu perubahan hubungan siswa dengan guru tidak lepas dari prilaku mereka yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan moral atau tingkah laku tidak lepas dari perjalanan hidup manusia. Hal ini akan terus berubah seiring dengan perubahan yang dihadapinya dalam kesehariannya. Sesuai dengan adanya perubahan tersebut tantangan hidup semakin berat dan ringan. Akan tetapi jauh lebih berat bila generasi muda tidak memiliki moral yang baik, Yang dibutuhkan dalam hal ini ialah kewaspadaan dan setrategi dalam mengarahkan mereka. Tidak hanya itu kita harus memiliki metode dan konsep baru yang lebih aktual dalam mensiasasati. Karena dengan munculnya arus perubahan  gelombang globalisasi dan tren masakini lebih cepat terasa  dibandingkan dengan usaha pendidikan selama ini.
Krisis moral saat ini sungguh berat dan luar biasa. Seakan-akan prilaku, sikap, pergaulan yang negatif yang dilakukan adalah kebiasaan dan kebudayaan. Seolah yang terjadi seperti hukum rimba yang mana yang kuat itulah yang berkuasa dan meninggalkan yang lemah. Akan tetapi dengan adanya hal tersebut pemerintah seakan-akan tidak ambil pusing dengan adanya kejadian itu. Hal inilah yang dirasakan lapisan masyarakat dan penyebab utamanya adala kurangnya didikan moral dalam pemerintahan. Dengaan adanya masalah moral yang menyimpang maka akan memperburuk keadaan para generasi muda kita dalam mengembangkan kemajuan bangsa ini.
Fenomena ini akan berdampak pada pemerintahan itu sendiri, karena pendidikan yang salah akan membawa generasi muda menuju ambang ke hancuran. Abudimata dalam artikelnya menyatakan bahwa penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam masyarakat kususnya angkatan muda dan anak-anak sekolah amat di sayangkan dan sangat mencoreng dunia pendidikan(Abidatun,1983:43). Kenyataan ini merupakan indikasi adanya kegagalan pembinaan moral keagamaan melalui institusi formal pendidikan yang di selenggarakan.
Selain itu Tolkhah Hasan juga berpendapat bahwa kemrosotan moral yang terjadi akhir-akhir ini salah satu penyebab keringnya nilai nilai kemanusiaan dalam kurikulum nasional. Fenomena ini sangat mengkhawatirkan, karena sudah menjalur dalam masa sekarang dan tidak dipungkiri lagi banyak kejadian kejadian yang menipa mereka yang tidak di kendalikan oleh pendidikan. Banyak terjadinya pelecehan seksual yang timbul dalam kalangan muda-mudi yang masih merasakan nikmatnya pendidikan dalam lingkunganan sekolah. Lebih parah lagi mereka tidak mempunyai rasa bersalah melakukan hal demikian.
Memang tidak semua golongan muda atau pelajar kita melakukan hal- hal negatif tersebut, akan tetapi hal yang sedikit itu mudah membawa pengaruh dan pergaulan terhadap yang lain, hingga makin hari jumlahnya terus meningkat. Hal inilah yang sesugguhnya harus di atisipasi oleh keluarga sebagai media pokok dan penentu keberhasilan anak. Latas dalam dalam hal ini munculah pertanyaan dimanakah letak fungsi dan perananpendidikan agama dalam peningkatan akhlak dan moralitas bangsa?. Para pakar pendidikan menyatakan bahwa kemerosotan moral yang terjadi di sebabkan banyak faktor, salah satunya adalah kurang efektifnya pembinaan yang dilakukan oleh rumah tangga, sekolahan dan masyarakat. Pembinaan yang dilakukan oleh institusi tersebut tidak berjalan seimbang dengan ketentean yang disepakati.
Keluarga merupakan institusi yang utama dan pokok dalam masalah pendidikan karena keluarga merupakan tempat dimana mereka melakuan yang seharusnya mereka lakukan, dengan keluarga maka mereka dapan mengenal apa yang belum pernah mereka dengar. Menurut Zakaria Derajat, moral bukanlah suatu pelajaran yang dicapai dengan mempelajari saja, tetapi tanpa pembinaan dalam kesehariaan dalam hidup bermoral sejak dini (Zakiria Derajat, 1979:56)
.  Selain itu peranan sekolah sangatlah membantu karena dengan adanya sekolah maka pendidikan yang tidak dapat  di rumah akan mereka dapatkan di dalam sekolah. Sekolah mempunyai fungsi sebagai pembina dan pendidikan moral. Sekolah hendaknya mengusahakan lapangan bagi tercapainya pertumbuhan pengembangan mental dan moral pesertadidik. Dengan demikian sekolah merupakan lapangan sosial bagi anak-anak, dimana pertumbuhan mental, moral, dan sosial serta segala aspek kepribadiaan dapat berjalan dengan baik. Dalam sebuah sekolahan harus mempunyai metode dan strategi yang efektif dalam pelaksanaannya selain itu pendidikan agama hendaknya dilakukan secara intensif berkesinambungan, baik dalam kelas maupun di luar kelas.
Memang dalam masa sekarang kemajuan globalisasi sangat berdampak pada anak baik dapak positif atau negatit. Dengan adanya perubahan itu maka mereka akan merasakan apa yang terjadi dalam zaman ini, hal inilah yang sangat penting supanya mereka tidak menjadi kuper (kurang pergaulan). Pendidikan moral dalam masa sekarang sangatlah di butuhkan , karena pada dekade ini moral masarakat kita sangat minim. Hal ini dapat dilihat dari berbagai agama yang berada di dalam negara kita yang semuanya mengajarkan moral dan etika. Sementara itu menurut Fazlur Rahman mengatakan bahwa inti ajaran dari agama ialah moral yang bertumpu pada kenyakinan kepercayaan pada tuhan (Fazlu Rahman, 1983:46) Dari  sini dapat diabila kesimpulan bahwa moral memiliki kekuatan yang besar terhadap keberadaan manusia.
Globalisasi merupakan hal yang sangat dinantikan kemunculannya, memang terdapat dampak negatif dan positif dalam masa itu dalam masa ini yang sangat rawan adala generasi muda karena bila moral mereka tidak kuat maka akan mudah mereka akan terpengaruh dengan mudah. Apabila mereka terkena dampak negatif dari globalisasi maka yang muncul adalah pupusnya harapan kita.
Memang dibutuhkan strategi yang benar-benar bagus dalam mewujutkan pendidikan moral yang efektif dan aplikatif. Beberapa diantaranya adalah:
             a.            Pendidikan dapat di lakukan dengan memantapkan pelaksanan pendidikan agama.
            b.            Pendidikan agama harus dirubah dari metode pengajaran menjadi pendidikan agama.   Agar dapat belaja sopan santun.
             c.            Pendidikan moral harus dilaksanakan secara integraed, yaitu dengan melibatkan semua pihak yang bersangkutan baik keluarga, sekolahan, masyarakat agar kemrosotan moral dapat di minimalisir keberadaannya.
Dari latar belakang tersebut, penulis disini tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam usaha lembaga pendidikan meningkatan moral siswa melalui Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Batu Putih Sumenep.

B. Rumusan Masalah

Untuk mempermudah kajian dan pembahasan penilitian ini, maka peneliti di sini merumuskan beberapa rumusan masalah berikut:
                   1.              Bagaimana  pembinaan moral siswa melalui Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Batu Putih Sumenep?
                   2.              Faktor-faktor apa yang menghambat dan mendukung pembinaan moral di SMPN 1 Batu Putih Sumenep melaluli pendidikan agama islam?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan penerapan problematika di atas yang telah kami tilis dalam pendahuluan, maka peneliti bertujuan:
                  1.              Untuk mengetahui bagaimana pembinaan moral siswa melalui Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Batu Putih Sumenep
                  2.              Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menghambat dan mendukung dalam pembinaan moral di SMPN 1 Batu Putih Sumenep melalui Pendidikan Agama Islam.

D. Kegunaan Penerlitian

                  1.              Bagi sekolah
Bagi  lembaga pendidikan sekolah kajian, dengan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan guna meningkatkan kualitas moral siswa.
                  2.              Bagi STIT Aqidah Usymuni
Sebagai bahan refrensi dan pijakan bagi penelitian yang akan datang dan yang lebih penting dijadikan sebagai pertimbangan bagi pengembangan progaram Pendidikan Agama Islam khususnya menyangkut materi moral.
                  3.              Bagi peneliti atau penulis sendiri
Memberikan kemantapan wacana dan khasanah ilmu pengetahuan bagi perkembagan Pendidikan Agama Islam sesuai dengan profesi  yang digeluti.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Demi memperoleh pembahasan dan kajian yang sesuai dengan judul, untuk itu dalam penelitian ini di batasi tentang objek, subjek penelitian dan ruang lingkup masalah yang akan di teliti.
        1.            Subjek penelitian adalah siswa SMPN 1 Batu Putih Sumenep
        2.            Objek penelitian adalah SMPN 1 Batu Putih Sumenep
        3.            Ruang lingkup penelitian. Dalam kajian dan penelitian ini  meliputi. Beberapa ruang lingkup penelitan antara lain:
                              ·            Kegiatan-kegiatan pendidikan agama yang berhubungan dengan pembinaan moral di  SMPN 1 Batu Putih Sumenep.
                              ·            Bentuk-bentuk pembinaan moral siswa melalui Pendidikan Agama Islam yang ada di SMPN 1 Batu Putih Sumenep.

F. Metode Penelitian

     A.      Rancangan Penelitian
Dalam penelitian sekripsi ini peneliti menggunakan kajian kualitatif deskriptif dan dapat di kelompokan kedalam Field Research Dan Librari Reseach, yaitu menggunakan penelitian yang di lakaukan di lapangan dan penelitian perpustakaan. Langkah pertama yang di lakukan adalah mengumpulkan kepustakaan yang mengambil prioritas pada materi materi yang dengan sekripsi ini. Untuk mempermudah penelitian dalam pembahasa dan pengkajian maka peneliti menggunakan beberapa strategi sebagi berikut:
     B.      Populasi dan Sampel
Populasi merupakan sekelompok penelitian atau sejumlah kelompok. Senada dengan apa yang diungkapkan oleh sutrisno hadi bahwa: populasi di batasi oleh sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit memiliki sifat yang sama. Dari sini maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMPN 1 Batu Putih Sumenep yang berjumlah 180 siswa, yang terbagi menjadi 4 kelas, dengan rata rata jumlah siswa dalam satu kelas 45 siswa. Kemudian jumlah guru sebanyak 26 orang, 1 BP, 2 orang TU dan 1 orang tukang kebun. Setelah populasi di ketahui maka langkah selanjutnya adalah menepatkan sample. Dalam menempatkan ini peneliti harus benar-benar bisa mewakili populasi,maka dibutuhkan teknik sampling, yaitu : strategi untuk meperkecil kesalahan dalam generalisasi sample kepopulasiaanya, maka dari itu sampel harus representatif. Menurut winarto suracmad  dan suharsimi arikunto:” dalam pedoman saja dapat di katakana bahwa bila populasi cukup homogen terdapat populasi dibawah  100 dapatdiperunakan sample 50%. Dan di atas 100 dapat digunakan sample 15% dan di bawah 100 dapat digunakan  25%. Untuk menjamin ada baiknya sample selalu di tambah sedikit lagi dari jumlah matematis tadi.” Sedangkan Suharsimi Arikunto menyebutkan”  untuk sekedar ancer- ancer, maka apabila subjeknya kurang dari  100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.  Jika jumlahnya besar maka dapat di ambil sample antara  10% - 25% atau lebih.
Dalam hal ini penelitian harus berhati-hati dalam menentukan sample, maka dari itu penulis harus menggunakan system acak atau random. Karena semua individu memiliki hak yang sama untuk menjadi sample.
     C.      Tempat dan Waktu Penelitian.
Dalam skripsi ini, penulis mengadakan penelitiannya di SMPN 1 Batu Putih Sumenep. Sedangkan waktu yang digunakan adalah Desenber 2010- Januari 2011 .

G. Metode pengumpulan data
Peneliti dalam hal ini menggunakan cara atau metode pengumpulan data yang sekiranya dapat menghasilkan data secara benar dan falid. Metode-metode tersebut adalah :

 a. Observasi
Observasi merupakan metode yang popular digunakan oleh peneliti dalam mengeksplorasi data di lapangan. Metode ini juga membutuhkan kecermatan, sistematika serta ketelitian dari peneliti sendiri. Melalui observasi penulis disini mengumpulkan data yang ada dilapangan sesuai dengan judul, tujuan dan perumusan masalah dalam penelitian ini. Dan di dalam observasi ini peneliti mengambil dari SMPN 1 Batu Putih Sumenep. Dengan adanya subjek observasi maka akan mempermudah dalam mengambil data secara mendetail. 
  b. Metode interview
Metode ini merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mencari data dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan kemudian subyek penelitian memberikan jawaban-jawaban dalam melaksanakan interview, penulis disini melaksanakannya sesuai dengan kebutuhan peneliti terhadap responden, yang terkait dengan judul penelitian dan tujuannya. Dalam metode ini peneliti mengunakan subyek siswa, guru,dan kepala sekolah SMPN 1 Batu Putih Sumenep. Supanya dapat mendapatkan hasil penelitia yang sangat falit dan membantu guna merumuskan hasil dari penelitaan ini. Dengan hal ini peneliti dapat memperoleh hasil yang dapat di pertanggung jawabkan secara utuh.
  c. Metode dokumentasi
Menurut Suharsini metode dokumentasi diartikan sebagai sebuah cara pengumpulan data dengan cara menggali informasi yang terdapat dalam catatan baik, dari buku majalah, prasasti, agenda dan sebagainya. Selain itu metode ini juga merupakan sebuah perbandingan antara masa lalu dan masa sekarang demi mempermudah informasi yang dimaksud oleh penulis atau peneliti. Denang adanya metode dokumentasi ini kita bisa memperoleh informasi yang terjadi dalam beberapa tahun yang lalu. Dalam pencarian informasi ini kita mengunakan kewenangan dari tata usaha yang berada di SMPN 1 Batu Putih Sumenep, juga tidak lepas dari hasil yang ada di agenda BP atau bagian kesiswaan. Dengan demikian kita bisa mengerjakan penelitian ini dengan baik dan mempunyai landasar yang mendasar.

  d. Metode Angket
      metode ini meupakan metode yang dapat menghasilkan yang sangat baik, karena dalam metodeini yang menjadi objek merupakan siswa. Dalam metode ini peneliti memberikan soal pilihan atau isian yang harus di isi oleh subjek peneliti yaitu sisiwa. Dengan hal ini maka peneliti memiliki data yang falit dan dapat di pertanggung jawabkan dalam hasil penelitian nanti. Ini merupakan metode yang sering dipakai dalam sebuah penelitiaan di dalam lembaga sekolah  dan dengan metode ini peneliti dapat memperoleh data secara utuh dari siswa.

H. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan bagian penting dalam dalam proses penelitian. Karena dalam sebuah penelitian analisis data sangat menentukan proses keberhasilan sebuah penelitian. Dalam analisa data ini penulis menggunakan pendekatan secara diskriptif kualitatif, dengan cara melakukan kajian secara intensif, mendetail dan mendalam terhadap lembaga pendidikan yang berwujud SMA. Upaya ini dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi secara benar dan obyektif.
Adapun cara untuk mengetahui proses penulisan menggunakan rumusan:
             P  =     x 100 %                 
                        P  = Proses responden
                        F  = Frekuensi responden
                        N = Jumlah responden secara keseluruhan
Dengan rumusan ini penulis dapan mempertanggung jawabkan penelitiannya dan rumusan ini sudah banyak yang membuktikan juga hasilnya sangat falit.

I. Sistematika Pembahasan.
Penulis skripsi ini dibagi menjadi beberapa bab, dengan maksud unutk mempermudah para pembaca dalam memahami isi dan kajian tulisan ini. Adapun sistematikanya sebagai berikut :
Bab I   : Merupakan pendahuluan. Yang didalalmnya terdiri dari poin-poin penting yaitu: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelititan, kegunaan penelitian, ruang lingkup penelitian serta sistematika pembahasan.

Bab II : Kajian teori. Dalam bab ini penulis membahas tentang moral yang meliputi pengertian moral, faktor-faktor yang mempengaruhi moral, pembinaan moral menuju peningkatan kualitas moral serta urgensi pemahaman moral bagi remaja. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan perningkatan moral dalam lingkungan sekolah kedalam Pendidikan Agama Islam. Hal ini menyangkut pengertian pembahasan tentang Pendidikan Agama Islam. Serta menunjukan dasar dari Pendidikan Agama Islam.

Bab III:Hasil penelitian. Dalam pembahasan ini berisi tentang objek penelitian serta pemaparan data yang meliputi upanya peningkatan moral di SMA 1 Sutojayan, prospek dan tantangan dalam peningkatan moral siswa melalui Pendidikan Agama   Islam, keadaan prilaku siswa dalam peningkatan moral siswa dalam Pendidikan Agama Islam.

Bab IV: Penutup . yang berisi tentang kesimpulan dan saran

 









DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam II, Pustaka Amani, Jakarta, 2002.
Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak Menurut Islam; Kaidah-Kaidah Dasar , PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 1992.
Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah Sekolah dan Masyarakat,  Gema Insani Pers, Jakarta, 2002.
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 1979.
DEPAG RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Asy-Syifa’, Semarang, 2000.
Fuaduddin, Mengasuh Anak Dalam Keluarga Islam, Mitra Pustaka, Yogyakarta, 1999.
H.M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), Bumi Aksara, Jakarta, 1991.
Husain Mazhahiri, Pintar Mendidik Anak, Lentera, Jakarta, 2002.
Jalaluddin, Psikologi Agama, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, PT, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000.
M. Ja’far, Beberapa Aspek Pendidikan Islam, Al-Ikhlas, Surabaya, 1981.
M. Nipan Abdul Halim, Anak Shaleh Dambaan Keluarga, Mitra pustaka, Yogyakarta, 2001.
Moh. Nasir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1999.
Sri Harini, Mendidik Anak Sejak Dini, Kreasi Wacana, Yogyakarta, 2003.
Zakiah Darajat, Pendidikian Agama Dalam Pembinaan Mental, Bulan Bintang, Jakarta, 1975.
Zakiah Darajat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, PT. Toko Gunung Agung, Jakarta, 1995.

Yunahar Ilyas, Anak Shaleh Dalam Perspektif A-Qur’an, Gema Kliping Servis, 12 Mei 1995.