Sabtu, 09 Juli 2011

israk mi'raj dan keagungan shalat

ISRA' MI'RAJ DAN KEAGUNGAN SHALAT
Oleh. Moh. Dasuki SN*


Pada zaman Nabi Muhammad SAW dahulu, banyak sekali kejadian-kejadian yang berada diluar kemampuan nalar akal manusia biasa, salah satunya adalah peristiwa Isra' mi'raj. Isra' mi'raj merupakan perjalanan spritual Nabi Muhammad SAW untuk menghadap Allah SWT dari masjid Haram Makkah kemasjid Al-aqsho Palestina, di lanjutkan ke langit ke tujuh yang disebut dengan shidratul munthaha dalam jangka waktu yang tidak lama, cuma satu malam. Bayangkan, dalam jangka satu malam saja Nabi sudah dapat menembus langit ke tujuh. Kita lihat saat ini, yang sudah dikenal dengan zaman kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak pakar astronomi yang mau pergi keluar angkasa saja harus menunggu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun serta membutuhkan peralatan khusus supaya bisa pergi, teknologi yang kata mereka sudah maju, ternyata masih kurang canggih dan tidak ada apa-apanya ketika dibandingkan dengan peristiwa Isra' mi'rajnya Nabi Muhammad SAW dahulu.
Orang-orang disekitar Nabi Muhammad yang tidak beriman, tidak mempercayai terhadap peristiwa Isra' mi'raj ini, bahkan kedua paman Rasulullah sendiri yang bernama Abu Jahal dan Abu Lahab tidak mempercayainya, bahkan keduanya juga mempengaruhi orang lain supaya tidak percaya terhadap peristiwa Isra' mi'raj Nabi Muhammad sambil menjelek-jelekkan beliau dengan mengatakan bahwa Nabi Muhammad itu gila, Nabi Muhammad itu mengada-ada, mana mungkin perjalanan yang begitu jauhnya, bahkan dengan memakai unta-pun masih membutuhkan waktu puluhan hari untuk sampai, bagaimana bisa ditempuh hanya dalam jangka waktu satu malam? Demikianlah celoteh yang dilontarkan oleh keduanya, sehingga tidak sedikit orang yang terpengaruh dengan hasutan paman Rasulullah ini. Tapi, dari sekian orang yang termakan oleh hasutan paman Rasulullah tersebut, ternyata ada salah satu sahabat yang tidak terpengaruh terhadap hasutannya, yakni sahabat Abu Bakar, dia merupan satu-satunya Sahabat yang pertama kali mempercayai dan membenarkan peristiwa Isra' mi'raj ini, sehingga dia memperoleh gelar As-Shiddik yang berarti (jujur atau benar).
Menurut riwayat yang telah masyhur, termasuk juga pendapat Imam Syafi'ie, bahwa peristiwa Isra' mi'raj itu terjadi pada bulan rajab, menurut beliau (Imam Syafi'ei) hal ini tidak langsung serta merta terjadi, tentunya ada hal lain yang melatar belakangi mengapa peristiwa ini bisa terjadi pada bulan Rajab, yaitu karena Bulan Rajab merupakan salah satu bulan yang di agungkan dan memiliki berbagai fadlilah (keutaman) selain bulan-bulan berikutnya yakni bulan Sya'ban dan Ramadhan. Bulan Rajab merupakan gerbang pertama untuk meraih fadlilah (keutamaan) dibulan-bulan berikutnya. Jadi, bulan Rajab itu bisa dijadikan sebagai batu loncatan untuk meraih berbagai berkah dan fadlilah yang ada di bulan Sya'ban dan bulan Ramadhan.
Nabi Muhammad juga menganjurkan melakukan puasa pada bulan Rajab, mengenai hal ini dapat kita jumpai pada hadist beliau yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Yang artinya: "Sesungguhnya di surga ada suatu sungai bernama "Rajab", warnanya lebih putih dari susu, rasanya lebih manis dari madu. Barangsiapa berpuasa sehari pada bulan Rajab maka dia akan diberi minum oleh Allah dari sungai itu" (diambil dari kitab Dzurratun Nashihien). Inilah salah satu keistimewaan dan fadlilah jika kita melakukan puasa pada bulan Rajab.
Dalam peristiwa Isra' mi'raj tersebut, Nabi Muhammad menerima amanah dan perintah yang harus disampaikan dan dilaksanakan oleh bliau beserta ummatnya, yakni perintah melaksanakan shalat lima waktu dalam sehari-semalam. Datangnya perintah shalat berbeda dengan datangnya perintah ibadah-ibadah lain, ibadah lain biyasanya Allah SWT menyampaikan perintah-Nya melalui malaikat Jibril dengan berupa wahyu, sedangkan Shalat merupakan satu-satunya ibadah yang perintahnya diterima langsung oleh Nabi Muhammad tanpa perantara malaikat Jibril. Ini menunjukkan betapa besar fadlilah dan pahala yang terkandung didalam shalat itu sendiri. Shalat merupakan puncak dari segala ibadah kepada Allah SWT jika dalam pelaksanaannya sesuai dengan syari'at yang telah ditetapkan dalam agama Islam.
Ibadah shalat sangat bermanfaat sekali bagi kehidupan manusia, baik dilihat dari segi agama (rohani) maupun dari ilmu kesehatan atau kedokteran (jasmani). Dalam agama, sebagaimana keterangan yang terdapat dalam kitab Tanqihul Qoul, ibadah shalat merupakan ibadah yang mengandung nilai multi ibadah, yakni; shalat bisa mengandung nilai jihad, puasa dan juga mengandung nilai haji. Mengandung nilai jihad, karena orang yang melaksanakan shalat harus berjihad (berusaha) untuk memerangi syaitan dan nafsunnya supaya bisa melaksanakan shalat. Mengandung nilai puasa karena didalam shalat seseorang tidak diperbolehkan untuk makan dan minum, jika hal itu (makan dan minum) terjadi maka shalatnya pasti batal. Shalat bisa mengandung nilai haji, karena orang yang melaksanakan shalat pasti hatinya telah berniat untuk menghadab ke ka'bah atau Baitullah, sedanglan orang yang berhaji itu harus pergi ke ka'bah atau Baitullah dengan melakukan berbagai manasik haji.
Sedangkan dalam bidang kedokteran (kesehatan) menurut penelitian mutakhir menunjukkan, bahwa semua gerakan yang ada dalam shalat mulai dari takbiratul ihram (Takbi yang pertama) sampai pada salam merupakan gerakan yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia. Sungguh shalat merupakan ibadah yang sangat komplet sekali manfaatnya bagi kehidupan manusia., inilah salah satu rahasia terbesar yang ada dalam shalat, disamping baik untuk kesehatan rohani juga baik untuk kesehatan jasmani. Lantas masihkah kita mau melalaikan shalat????

Minggu, 03 Juli 2011

PEMUDA HARAPAN BANGSA?
Oleh: Moh. Dasuki*
Pemuda adalah tulang punggung bangsa, begitulah adagium yang sering kita jumpai ketika ada acara-acara kepemudaan. Singkat dan padat tapi mengandung arti yang begitu luas kesannya ketika kita menghayati dan merenungkan secara mendalam.
Kalau kita korelasikan dengan tulang punggung yang ada dalam tubuh kita, tulang punggung merupakan tulang yang menjadi penguat didalam anatomi tubuh kita. Jadi, kalau kita kaitkan dengan adagium diatas, pamuda merupakan penguat dan harapan dari sebuah bangsa, yang tua-tu pada akhirnya juga akan digantikan dengan yang masih muda, persoalan pemerintahan pemuda juga ikut andil dalam mengontrol, sehingga banyak kita temukan aksi dan demo yang di pelopori oleh organisasi kepemudaan disebabkan karena kebijakan pemerintah yang dinilai kurang benar dan karena KKN merajarela. Sehingga harapan semuanya berada dipundak pemuda. Begitu bessar tanggung jawap pemuda. Sampai-sampai bagus dan tidaknya sebuah bangsa berada ditangan pemuda.
Tapi, bagaimana realita yang terjadi pada pemuda masa kini? Apakah pemuda masih bisa dijadikan harapan bangsa? Dan apakah pemuda pernah berfikir bahwa dipundaknyalah tergenggam harapan bangsa? Entahlah, biar jawabannya penulis kembalikan kepada pembaca semua, khususnya yang masih muda.
Namun penulis mencoba untuk memberikan ilustrasi sedikit mengenai persoalan tersebut. Saat ini kita sering menemukan berita yang ada di media-media menyajikan persolan-persoalan pemuda. Disamping prestasi dan kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan oleh pemuda juga banyak kita temukan perbuatan-perbuatan asusila dan kriminal, baik itu berupa pemerkosaan, prnografi, porno aksi, penculikan dan lain sebagainya, bahkan ada yang menjadi teroris, yang aktor dan aktris utamanya adalah pemuda bangsa ini, dan sepertinya ini yang lebih dominan dibandingkan dengan kegiatan yang positif.
Disadari atau tidak, pemuda kita saat sekarang ini kebanyakan terjangkiti virus-virus barat yang tidak sesuai dengan ajaran agama, baik dari prilaku lebh-lebih life style(gaya hidup) mereka. Cukup menarik apa yang dikataan oleh jerry pada majalah taratai aqidah usymuni edisi 7; bahwa pemuda saat ini kebanyakan pemuda yang bercap mei sedaap. Kalau kita pikir ungkapan ini sangat singkron sekali ketika kita melihat realitas yang terjadi pada pemuda saat ini. Mereka cenderung suka dan doyan terhaapperkara yang instant-instan dan merasa enggan ntuk berproses,padahal kalau kita mau mencapai hasil yang maksimal harus melalui beberapa proses, baik yang sulit atau yang mudah. Oleh karena itu, bangkitlah para pemuda, mari bangun dari tidur panjangmu, dan jagan pernah bosan untuk berproseskepada hal yang lebih baik, serta selektif dan mampu memfilter berbagai budaya-budaya hasil produk orang barat yang tidak sesuai dengan adat ketimuran lebih-lebih agama.