MENJADI PRIBADI YANG OPTIMIS DAN TIDAK PSIMIS
Oleh: Moh. Dasuki SN
Ungkapan Arab
mengatakan Kun Mutafa'ilan wala takun mutasya'iman (Jadilah orang yang
optimis, dan jangan jadi orang yang psimis).
Dalam perjalanan
hidup ini manusia tidak selamanya selalu berada dalam kemenangan dan kejayaan,
pasti suatu waktu akan mengalami yang namanya keterpurukan dan nasib yang tidak
baik. Karena kehidupan ini bagaikan roda yang selalu berputar, kadang berada
diatas dan kadang pula berada dibawah. Walaupun demikina bukan berarti kita
harus psimis terhadap kehidupan yang kita jalani ini, tanpa melakukan tindakan
yang baik. supaya kita tidak sering dan selalu ada dibawah.
Kegagalan ataupun
cobaan yang kita hadapi itu merupakan bagian dari pada romantika kehidupan,
jika kita mampu sabar dalam menghadapinya maka kita termasuk orang yang
beruntung. Sebab, pada dasarnya hal tersebut diibaratkan seperti seorang siswa
ketika ada kenaikan kelas harus di uji dulu dengan berbagai mata pelajaran yang
dipelajarinya, sebagai tolak ukur sejauh mana dia menyerap pelajaran selama
berada di kelas tersebut, dan yang lebih penting lagi apakah siswa tersebut
pantas kelasnya di naikkan kepada yang lebih tinggi atau tidak. Jadi, bisa jadi
kegagalan atau pun musibah yang kita hadapi itu merupakan ujian yang harus kita
lewati untuk meraih kesuksesan di waktu-waktu berikutnya.
Ada adagium yang
mengatakan "Jalan yang mulus tidak akan menghaslkan pengemudi yang
tangguh, laut yang tenang tidak akan menghasilkan nahkoda perahu yang
berani". Jadi, persoalan dan masalah yang sering menghampiri kita itu
seharusnya bisa kita jadikan sebagai pemecut semangat agar kita bisa tegar dan
tangguh dalam menjalani kehidupan ini dan jangan mudah menyerah sebelum kita
melangkah.
Didalam Al-Qur’an
sendiri Allah telah melarang seorang hamba untuk putus asa (Psimis), seperti
dalam surat Yusuf ayat 87 yang artinya ”Janganlah kalian Semua putus asa
dalam mencari rahmat Allah, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah,
melinkan kaum yang kafir”. Ayat ini seakan-akan memberikan sprit atau
semangat kepada manusia untuk selalu mencari rahmat Allah yang banyak sekali diperuntukkan
bagi manusia, dan untuk selalu bersikap optimis dalam mencari rahmat Allah
tersebut serta tidak mudah putus asa atau pesimis apabila nantinya mendapatkan
kendala atau rintangan dalam usahanya. Karena hanya kaum kafirlah yang suka
berputus asa dalam mencari rahmat Allah. Dan semoga kita tidak termasuk
terhadap golongan orang kafir, seperti dalam ayat tersebut.
Sikap optimis akan
memunculkan pikiran dan tindakan-tindakan yang positif, sebaliknya sikap psimis
akan menimbulkan sikap dan tindakan yang tidak baik. Sebab, jika seseorang dalam
melakukan sesuatu didasari dengan optimis maka dia akan berusaha dengan
bersemangat dan selalu berfikir yang baik. Berbeda dengan orang yang psimis,
dia dalam melakukan sesuatu tidak akan semngat, mudah mengeluh dan hanya suka
mengandai-andai saja tanpa melakukan tindakan apapun. Jadi, marilah kita
sama-sama berusaha untuk selalu bersikap optimis dalam menjalani kehidupan
sehari-hari, supaya kita termasuk orang yang beruntung dan mempunyai kemantapan
hidup. Al-i’timadu alan nafsi asasun najah ”Berpegang teguh pada diri
sendiri (Optimis) adalah kunci kesuksesan”. Wallahu a’lam.