Sabtu, 02 Juli 2016

DILEMA PARA PETANI DAUN EMAS



DILEMA PARA PETANI DAUN EMAS
Oleh : Moh. Dasuki SN*




Musim tembakau telah tiba, petani sudah mulai disibukkan dengan berbagai aktivitas menanam daun emas tersebut. Walaupun sebenarnya para petani tersebut masih memiliki perasaan dilema dan bimbang ketika melihat terhadap kondisi harga tembakau di musim kemarin yang sungguh sangat diluar harapan mereka. Musim kemarin harga tembakau sangat murah sekali bahkan sampai ada yang tidak terjual dengan alasan kualitasnya tidak bagus. Tapi, mau gimana lagi wong menanam tembakau merupakan salah satu mata pencaharian pokok mereka, bahkan tidak jarang orang yang rejekinya menggantungkan pada hasil panen tembakau tersebut.
Para petani saat sekarang lagi sibuk-sibknya mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam menanam dan memelihara tembakau, baik dari segi kesehatan fisik dan juga dari segi biaya. Sebab dalam bertani tembakau dibutuhkan fisik prima dan keahlian khusus untuk merawat dan memelihara daun emas tersebut,  teremasuk juga pemberian pupuk yang diberikan harus sesuai dengan kadar yang dibutuhkan oleh tembakau, sehingga pertumbuhan tembakau bagus dan memiliki kualitas tinggi, tentunya untuk memperoleh pupuk tersebut para petani tembakau harus mengeluarkan biaya yang lumayan besar.
Petani tembakau sangat bergantung pada cuaca, karena apabila cuaca tidak bagus (sering hujan) maka sudah dapat dipastikan kualitas tembakau akan jelek dan tidak akan laku di pasaran (gudang), walupun laku harganya sangat murah sekali, kalu dihitung-hitung dari hasil penjualannya tidak cukup untuk biaya mulai dari menanam sampai panen. Tapi, apabila cuaca baik maka kualitas tembakau akan bagus dan harganya bisa melonjak tinggi, tentunya hal inilah yang diharapkan oleh semua para petani daun emas tersebut.
Bertani tembaku tetaplah harus dilaksanakan bagi sebagian orang yang telah terbiasa bertani, terutama di pedesaan, walaupun pada tahun kemarin sudah menanggung kerugian yang lumayan besar. Bermacam  alasan yang mereka lontarkan mengapa tetap bertani tembakau, ada yang bilang untuk menghidupi tanah-tanah mereka karena sudah lama tidak ditanam-tanami, ada juga yang bilang ketika sudah musim panen tembaku nanti "tako'  pas kastah"(Madura), soalnya dikhawatirkan harga tembakau yang akan datang bisa tinggi. Sehingga urusan modal tidak menjadi soal lagi bagi mereka, walaupun dengan berhutang kepada para rentenir mereka tetap pasrah melakukannya hanya demi untuk bisa menanam daun emas ini.
Begitu besarnya ketergantungan para petani tembakau terhadap daun emas ini, sehingga dibutuhkan peran serta pemerintah utuk ikut andil dan memikirkan nasib mereka, terutama DPRD Kabupaten Sumenep supaya memberikan peraturan dan duduk bareng dengan pihak gudang agar dalam proses transaksi harga tembakau terjadi tawar menawar yang bisa menguntungkan kepada para petani. Sangat baik dan memberikan apresiasi jika apa yang dikatakan oleh wakil ketua DPRD Sumenep, Faisal Mukhlis, S. Ag. diwaktu ada kunjungan dari KPPU (Komisi Pengawas Persaingan  Usaha) Jawa Timur dapat direalisasikan, beliau mengatakan " Tata niaga tembakau harus diatur melalui Peraturan yang menguntungkan Posisi tawar menawar petani" (Parlement Edisi IV). Hal ini jangan hanya dijadikan opini belaka dan harus betul–betul direalisasikan agar nasib para petani tembakau tidak begitu terpuruk seperti yang terjadi pada tahun kemarin.   


 Tulisan ini di muat di Majalah Parlement Sumenep