Jumat, 27 Januari 2012

MENELADANI KEPEMIMPINAN RASUL


MENELADANI KEPEMIMPINAN RASUL SAW
(Refleksi Maulid)
Oleh : Moh. Dasuki SN*

Berbicara tentang keteladanan Nabi Muhammad SAW, tentunya tidak akan pernah cukup kalau hanya lewat tulisan singkat ini. Karena Nabi merupakan sosok manusia yang paling sempurna yang ada dimuka bumi ini. Siti Aisyah pernah berkata bahwa akhlak Nabi Muhammad adalah Al-qur’an, bahkan Allah SWT berfirman yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad itu memiliki akhlak yang agung/mulia (QS. Nun : 4). Ini membuktikan bahwa pribadi Nabi merupakan pribadi yang agung dan sempurna yang harus dijadikan tauladan yang baik (uswah hasanah) oleh semua umatnya.
Menjadi Nabi dan Rasul otomatis beliau juga menjadi pemimpin bagi semua umatnya. Berbicara tentang kepemimpinan beliau,  beliau adalah sosok pemimpin yang paling sukses dan berhasil dalam memimpin. Seorang Rasul/pemimpin  itu harus memilki sifat-sifat berikut ini, yaitu : shiddiq (jujur), tabligh (menyampaikan), amanah (dapat dipercaya), dan fathonah (cerdas). Tentunya akan sangat baik sekali jika para pemimpin kita saat ini bisa meniru pola kepemimpinan beliau. Negara ini pasti akan menjadi aman, tentram dan rakyatnya akan makmur sejahtera. Pertanyaannya adakah para pemimpin kita saat ini yang memiliki sifat-sifat tersebut?
Kayaknya sangat sulit sekali menemukannya, jangankan emapat sifat tersebut, tiga saja sulit, terutama yang memiliki sifat shiddiq (jujur). Kita lihat pada pemberitaan setiap hari yang selalu menyuguhkan berita persoalan ”kongkalalikong” para koruptor yang urusannya tidak pernah habis-habis. Ini menunjukkan sudah tidak adanya sifat jujur yang tertanam dalam diri mereka. Para pemimpin kita saat ini kebanyakan hanya memilki sifat fathonah (cerdas) saja. Namun sayang, kecerdasannya tidak dipergunakan terhadap kebaikan, kebanyakan dari mereka kecerdasannya dipergunakan untuk menipu, mengelabuhi rakyat dengan melakukan KKN dan tindakan-tindakan yang tidak baik lainnya.
Kesederhanaan dan kedermawanan merupakan salah satu dari sekian sifat kepemimpinan Nabi SAW. Sederhana dalam berpakaian, tempat tinggal, tutur kata yang santun dan tidak sombong atau tidak membangga-banggakan diri dalam segala hal. Sedangkan sikap pemimpin kita saat ini jauh berbeda, berbalik seratus delapan puluh derajad dari sifat yang telah dicontohkan oleh Rasul panutan kita. Ada-ada saja yang menjadi keinginan mereka, dengan dalih tempat/barangnya sudah tidak layak pakai dan demi kenyamanan mereka ketika bertugas. Mulai dari rencana pembangunan gedung DPR-RI yang baru, mau merenovasi toilet, ruang rapat, mau membeli mobil baru lagi, pembuatan kalender dan hal-hal aneh lainnya seperti makan hewan ternakpun juga masuk dalam anggaran. Padahal menurut pemberitaan, alat-alat tersebut masih sangat layak untuk dipakai.
Bahkan saat ini yang lagi heboh adalah tentang renovasi ruang BANGGAR DPR-RI yang anggarannya begitu fantastis dan sangat diluar batas kewajaran. Bayangkan  pembelian satu kursinya saja sudah bisa dibuat untuk membangun rumah sederhana, yang konon harga dari sebuah kursi tersebut mencapai 24 juta. Sungguh nilai begitu fantastik, coba lihat tempat tinggal rakyat-rakyat kita seperti apa, tempat tinggal mereka kumuh, rumahnya rusak bahkan ada yang tidak memiliki tempat tinggal.
Oleh karena itu, pada momen maulid Nabi Muhammad kali ini, kita dan kepada para peminpin semua khususnya, hendaklah merenung, megevaluasi diri dan berusaha untuk meniru sikap dan sifat yang telah dicontohkan oleh Rasul panutan kita pada waktu dahulu. walaupun kita tidak bisa mengikiuti keseluruhan dari sikap dan sifat Nabi Muhammad, tapi seyogyanyalah kita harus berusaha untuk mengikiutinya, walaupun dengan sedikit demi sedikit. Semoga pemimpin kita terketuk dan terbuka hatinya!!!
* Penulis adalah Mahasiswa STIT Aqidah Usymuni Terate Pandian Sumenep

Selasa, 03 Januari 2012

SAMBUT TAHUN BARU DENGAN SEMANGAT BARU


SAMBUT TAHUN BARU DENGAN SEMANGAT BARU

Oleh: Moh. Dasuki SN*

Tahun 2011 telah berlalu dari kehidupan kita semua. Saat ini kita telah menapaki jalan kehidupan di tahun baru 2012. Setelah sekian lama kita mengarungi kehidupan di Tahun 2011, tentunya telah menyisahkan berbagai kenangan bagi kita, baik kenangan manis/baik sampai kepada kenagna pahit/buruk sekalipun. Dengan kenangan manis dan pahit/buruk tersebut kita bisa lebih hati-hati dalam menapaki jalan hidup ditahu baru 2012 ini, agar hidup kita lebih baik dan lebih banyak merasakan kenangan-kenangan manis dari pada kenangan-kenangan pahit yang menyedihkan.
Kenangan pahit atau buruk ditahun sebelumnya, seharusnya telah cukup untuk menjadi pelajaran berharga bagi kita, agar dalam menapaki hidup ditahun berikutnya kita selalu hati-hati dan mawas diri supaya tidak berbuat kesalahan lagi, serta dapat dijadikan sebagai pemecut semangat untuk berubah terhadap hal yang lebih baik. Tahun baru, seharusnya juga harus dibarengai dengan semangt baru. Kita tidak boleh apatis dan skeptis dalam menghadapi kehidupan ini, kita harus optimis dalam menjalaninya. Sebab, Ketika segala sesuatu telah didasari denga rasa semangat, maka insya Allah hasilnya akan baik pula pada diri kita, dan kalaupun misalnya gagal niscaya kita tidak akan merasa menyesal karena kita sudah berusaha semaksimal mungkin, hanya saja Allah SWT mungkin belum berkehendak untuk mengabulkannya.
Semangat yang muncul pada momentum tahun baru adalah semangat dalam mengerjakan segala amal baik yang bermanfaat kepada kita sendiri dan masyarakat, sebagaimana yang telah disabdakan Nabi Muhammad SAW : ”Sebaik-baik manusia adalah orang yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain”. Serta semangat dalam rangka melakukan perubahan dari waktu-kewaktu terhadap hal yang labih baik, junjungan Nabi Muhammad juga bersabda ”Barang siapa yang pada hari ini lebih baik dari hari kemarin maka dia adalah termasuk orang yang beruntung.....”. Intinya, semangat yang dilakukan adalah dalam ragka untuk membuat diri kita menjadi insan yang disenangi olelh Allah dan Makhluk-Nya.
Kenangan manis yang dialami masa lalu, seyogyanya tidak membuat  diri kita merasa terlena-lena dan terbuai olehnya, sehingga bisa membuat diri kita menjadi malas dan menyombongkan diri. Sebab siapa tahu kenangan manis tersebut akan berakhir, dan tidak dipat dirasakan lagi ditahun berikutnya. Misalnya, dahulu bisa saja kita  menjadi orang yang sukses, tapi siapa jamin kesuksesan tersebut dapat berlanjut pada tahun berikutnya. Jika kita hanya bernostalgia dengan masa-masa manis diwaktu silam maka jangan pernah terpikir hal tesebut bisa terulang kembali ditahun berikutnya dengan tampa usaha dan kerja keras kita untuk meraih dan mempertahankannya.
Sebagaimana kata pepatah, yang lalu biarlah berlalu. saat ini kita telah menapaki kehidpupan ditahun baru, jagan sekali-kali menoleh kebelakang kalau hanya untuk membangga-banggakan prestasi yang telah dicapai pada masa lalu, dengan tanpa ada usaha yang dilakukan di tahun ini. Menoleh kebelakng atau masa lalu bukan untuk membanggakan hasil masa lalu, tetapi jadikan sebagai ajang untuk evaluasi diri dan menjadikan pegangan hidup agar kita tidak sampai terjerumus terhadap jurang yang sama dua kali. Akhirnya penulis ucapkan Happy New  Years 2012!!!!!


*Penulis adalah Mahasiswa STIT Aqidah Usymuni (STITA) Terate Pandian Sumenep.