MENELADANI
KEPEMIMPINAN RASUL SAW
(Refleksi Maulid)
Oleh : Moh. Dasuki SN*
Berbicara tentang keteladanan Nabi
Muhammad SAW, tentunya tidak akan pernah cukup kalau hanya lewat tulisan singkat
ini. Karena Nabi merupakan sosok manusia yang paling sempurna yang ada dimuka
bumi ini. Siti Aisyah pernah berkata bahwa akhlak Nabi Muhammad adalah
Al-qur’an, bahkan Allah SWT berfirman yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad itu
memiliki akhlak yang agung/mulia (QS. Nun : 4). Ini membuktikan bahwa pribadi Nabi
merupakan pribadi yang agung dan sempurna yang harus dijadikan tauladan yang
baik (uswah hasanah) oleh semua umatnya.
Menjadi Nabi dan Rasul otomatis
beliau juga menjadi pemimpin bagi semua umatnya. Berbicara tentang kepemimpinan
beliau, beliau adalah sosok pemimpin
yang paling sukses dan berhasil dalam memimpin. Seorang Rasul/pemimpin itu harus memilki sifat-sifat berikut ini, yaitu
: shiddiq (jujur), tabligh (menyampaikan), amanah (dapat
dipercaya), dan fathonah (cerdas). Tentunya akan sangat baik sekali jika
para pemimpin kita saat ini bisa meniru pola kepemimpinan beliau. Negara ini
pasti akan menjadi aman, tentram dan rakyatnya akan makmur sejahtera.
Pertanyaannya adakah para pemimpin kita saat ini yang memiliki sifat-sifat tersebut?
Kayaknya sangat sulit sekali
menemukannya, jangankan emapat sifat tersebut, tiga saja sulit, terutama yang
memiliki sifat shiddiq (jujur). Kita lihat pada pemberitaan setiap hari
yang selalu menyuguhkan berita persoalan ”kongkalalikong” para koruptor yang
urusannya tidak pernah habis-habis. Ini menunjukkan sudah tidak adanya sifat
jujur yang tertanam dalam diri mereka. Para pemimpin kita saat ini kebanyakan
hanya memilki sifat fathonah (cerdas) saja. Namun sayang, kecerdasannya
tidak dipergunakan terhadap kebaikan, kebanyakan dari mereka kecerdasannya
dipergunakan untuk menipu, mengelabuhi rakyat dengan melakukan KKN dan tindakan-tindakan
yang tidak baik lainnya.
Kesederhanaan dan kedermawanan
merupakan salah satu dari sekian sifat kepemimpinan Nabi SAW. Sederhana dalam
berpakaian, tempat tinggal, tutur kata yang santun dan tidak sombong atau tidak
membangga-banggakan diri dalam segala hal. Sedangkan sikap pemimpin kita saat
ini jauh berbeda, berbalik seratus delapan puluh derajad dari sifat yang telah
dicontohkan oleh Rasul panutan kita. Ada-ada saja yang menjadi keinginan mereka,
dengan dalih tempat/barangnya sudah tidak layak pakai dan demi kenyamanan mereka
ketika bertugas. Mulai dari rencana pembangunan gedung DPR-RI yang baru, mau
merenovasi toilet, ruang rapat, mau membeli mobil baru lagi, pembuatan kalender
dan hal-hal aneh lainnya seperti makan hewan ternakpun juga masuk dalam
anggaran. Padahal menurut pemberitaan, alat-alat tersebut masih sangat layak
untuk dipakai.
Bahkan saat ini yang lagi
heboh adalah tentang renovasi ruang BANGGAR DPR-RI yang anggarannya begitu
fantastis dan sangat diluar batas kewajaran. Bayangkan pembelian satu kursinya saja sudah bisa dibuat
untuk membangun rumah sederhana, yang konon harga dari sebuah kursi tersebut mencapai
24 juta. Sungguh nilai begitu fantastik, coba lihat tempat tinggal
rakyat-rakyat kita seperti apa, tempat tinggal mereka kumuh, rumahnya rusak
bahkan ada yang tidak memiliki tempat tinggal.
Oleh karena itu, pada momen
maulid Nabi Muhammad kali ini, kita dan kepada para peminpin semua khususnya,
hendaklah merenung, megevaluasi diri dan berusaha untuk meniru sikap dan sifat
yang telah dicontohkan oleh Rasul panutan kita pada waktu dahulu. walaupun kita
tidak bisa mengikiuti keseluruhan dari sikap dan sifat Nabi Muhammad, tapi seyogyanyalah
kita harus berusaha untuk mengikiutinya, walaupun dengan sedikit demi sedikit.
Semoga pemimpin kita terketuk dan terbuka hatinya!!!