BIMBING MEREKA MENEMUKAN SOLUSI SENDIRI
Terkadang ketika seorang guru berada didalam
kelas, ada beberapa siswa yang curhat mengenai berbagai permasalah yang dia
hadapi. Tentu kita akan menyimak dengan seksama apa yang sedang murid bicarakan. Nah,
Saat menemui anak-murid yang mengalami kesulitan, terkadang naluri guru untuk
membantu murid-muridnya pun tumbuh dan berkembang. Sebagai seorang guru kadang
kita tergoda untuk membantu memecahkan permasalahan yang mereka lami. Bahkan
terkadang guru menjadi gemas dan berkeinginan sesegera mungkin mencarikan
solusi bagi permaslahan anak-anak muridnya.
Namun, setelah belajar materi Coaching ini
saya mengetahui bahwa dengan memberikan kemudahan-kemudahan bagi mereka untuk
memecahkan permasalahan mereka bukanlah hal yang baik. Mereka harus diajarkan
dan dibimbing untuk mampu memecahkan permasalahannya sendiri. Dengan begitu
anak-anak murid diharapkan menjadi insan yang tangguh dalam menjalani
kehidupan.
Coaching merupakan proses kolaborasi yang
fokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach
memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran
diri dan pertumbuhan pribadi dari sang coachee. Coaching merupakan salah satu
metode yang efektif untuk diterapkan dalam bidang pendidikan yang prosesnya
berpusat pada siswa.
Dalam modul 2.3 ini tentang Cocahing untuk
supervisi akademik dijelaskan perbedaan antara coaching, konseling, dan
mentoring. Coaching merupakan suatu usaha yang dilakukan coach dalam
mendampingi coacheenya untuk menemukan masalah. Dalam hal ini seorang coach
akan mengajukan berbagai pertanyaan berbobot kepada coacheenya guna mengarahkan
kepada pemecahan masalahnya. Disini seorang coach bertindak untuk mengembangkan
kemampuan coacheenya. Sementara itu, Konseling merupakan suatu cara yang
dilakukan oleh seorang konselor untuk mencari tahu akar permasalahan dari si
klien yang melakukan diskusi atau curhat kepadanya. Sedangkan mentoring
merupakan suatu cara yang dilakukan oleh seorang mentor dalam memberikan tips
atau cara yang mungkin dianggap tepat untuk menyelesaikan masalah dari seorang
menteenya.
Pada modul 1.1 tentang filosofi Ki hajar
Dewantara telah dijelaskan bahwa Pendidik berarti juga penuntun. Seorang
penuntun akan menuntun setiap anak didik sesuai dengan kodratnyamasing-masing,
yakni berdasarkan kodrat zaman dan kodrat alamnya. Selain itu, dalam filosofi
Ki Hajar Dewantara pun diterangkan pula tentang peran utama guru
(Pamong/Pedagog), maka memahami pendekatan Coaching menjadi selaras dengan
Sistem Among sebagai salah satu pendekatan yang memiliki kekuatan untuk
menuntun kekuatan kodrat anak (murid). Pendampingan yang dihayati dan dimaknai
secara utuh oleh seorang guru, sejatinya menciptakan ARTI (Apresiasi-Rencana-Tulus-Inkuiri)
dalam proses menuntun kekuatan kodrat anak (murid sebagai coachee). ARTI
sebagai prinsip yang harus dipegang ketika melakukan pendampingan kepada murid.
Dengan coaching, sebagai seorang guru, kita
akan mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh anak-anak didik kita.Sebab
Coaching ini memberi ruang kebebasan dan bereksplorasi mengenai hal-ahal yang
ada dalam pikiran anak didik kita. Meningkatkan kualitas komunikasi mereka,
dapat melatih mereka untuk berbicara dan menceritakan apa saja yang sudah
mereka lakukan. Selain itu, mereka juga diajarkan untuk berpendapat, hingga
akhirnya mereka akan mampu memecahkan permasalahan yang sedangmereka hadapi.
Coaching ini bukanlah suatu kegiatan untuk sekedar curah pendapat saja ngobrol
yang tidak tentu arah. Tetapi Coaching lebih kepada proses pembelajaran.
Coaching sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada
hasil dan sistematis dimana coach memfasilitasi peningkatan performa kerja,
pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi bagi coachee. (
Grant 1999)
Selanjutnya pada modul 1.2 tentang Nilai dan
peran guru penggerak menjelaskan bahwa setiap Guru penggerak haruslah memiliki
peran dan nilai. Salah satunya adalah dapat bermanfaat bagi rekan sejawat
dan mampu menggerakkan komunitas. Dalam mendukung nilai dan peranan guru
penggerak tersebut, kegiatan Coaching ini juga dapat menjadi salah satu ruh
yang ada dalam peranan guru penggerak. Sebab dalam kegiatan coaching sendiri
ada empat aspek pendukung yakni: Komunikasi asertif, Pendengar aktif,
Pertanyaan efektif, dan Umpan Balik Positif. Keempatnya ini merupakan
keterampilan penting yang harus di kuasai Coach dalam proses Coaching. Artinya
kompentensi-kompetensi tersebut sangatlah sesuai dengan peranan guru penggerak.
Selanjutnya pada modul 1.3 mengenai visi guru
penggerak dijlaskan bahwa seorangguru penggerak haruslah memiliki visi dan misi
untuk melakukan perubahan dalam lingungannya. Naik dalam lingkungan kelas yang
dia ajar atau lingungan sekolah.
Pada modul 1.4 tentang budaya positif, salah
satu materi yang sangat menarik adalah teknik restitusi. Restitusi merupakan
suatu usaha yang dilakukan oleh guru dalam usahanya untuk mempositifkan
perilaku anak-anak didik dalam lingkungan belajarnya. Restitusi dilakukan
dengan tujuan suatu permasalah yang terjadi adiantara anak-anak didik dapat
terselesaikan dengan baik tanpa melukai hai satu sama lain. Jika kita melihat
posisi fungsi kontrol guru, maka seorang pendidik bertindak sebagai Manajer dan
bukan sebagai pembuat rasa bersalah apalagi penghukum. Siswa atau coachee
merasa dirinya sebagai pembelajar sehingga ketika ada sebuah masalah, coach
membantu dan menuatkan coachee dalam menemukan solusi permasalahannya tersebut
tanpa rasa terluka.
Pada modul 2.1 tentang pembelajaran
berdifernsiasi dijelaskan bahwa setiap orang itu istimewa. Setiap anak
memiliki perbedaan cara dan kecepatan dalam belajar. Dengan demikian seorang
guru harus mampu memberikan hak belajar yang sama kepada setiap siswa. Guru
dapat menerapkan Teknik Scaffolding atau pendampingan khusus kepada siswa yang
di anggap kurang dalam belajarnya. Seperti kesiapan belajar yang rendah dan
kecepatan memahami materi pelajaran yang juga rendah. Selain itu, Teknik
Coaching pun dapat membantu para siswa yang mendapat scaffolding tersebut.
Dengan demikian kegiatan pembelajaran akan berajalan sesuai dengan
yangdiharapkan.
Adapun teknik Coaching yang terkenal adalah
coaching dengan teknik TIRTA yakni akronim dari beberapa hal yaitu: 'T'
untuk Tujuan Utama, 'I' untuk Identifikasi masalah, 'R'untuk Rencana Aksi,
'TA'untuk Tanggung Jawab. Keempat hal ini harus digunakan dalam proses
mendampingi coachee. Selain itu seorang ciach pun harus memenuhi tigakriteria
utamaseorang coach yaitu kehadiran penuh, mendengarkandengan rasa, dan
memberikan pertanyaa-pertanyaan berbobot. Dengan demikian proses
pengidentifikasian masalah akan semakin signifikan dan tepat sasaran. Sehingga
rencana Aksi jadi mudah dirumuskan. Dan solusi pemecahan masalah dapat
ditemukan.
Pada Modul 2.2 tentang pembelajaran
sosial emosional den Konsep sosial emosional. Dijelaskan bahwa seseorang
haruslah dalam keadaam kesadaran penuh atau mindfullness untuk menyadari emosi
yang sedang ia rasakan. Dengan demikian orang tersebut dapat membuat keputusan
dengan jauh lebih baik dari sebelumnya. Selain Pengenalan emosi,
Pengelolaan diri yang baik juga penting. Hal ini dapat dilakukan dalam
hal pengelolaan waktu ataudisiplin. Kesadaran sosial seperti empathi juga
sangatlah penting untuk dipelajari. Hal ini dilakukan guna menyadarkan bahwa
diri bukanlah satu-satunya orang yang punya masalah atau hambatan dalam
belajar.
Dengan demikian Keterampilan sosial ini sanga
butuh latihan sebagai wujud resiliensi seseorang dalam memecahkan masalahnya.
Dalam teknik Coaching ada tanggung jawab dimana komitmen harus di lakukan.
Dengan tujuan aksi nyata dari apa yang akan ia lakukan dalam coaching dapat
terealisasi dengan baik.
Salah satu
cara meningkatkan potensi dan kemampuan murid adalah dengan mengintegrasikan
pembelajaran berdiferensiasi, dengan memperhatikan kebutuhan belajar murid
berdasarkan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid. Guru sebagai
coach akan menggali kebutuhan belajar murid dengan memaksimalkan segala potensi
yang dimiliki murid. Secara emosional potensi murid akan dapat
mberkembang secara maksimal. Proses coaching tetap memperhatikan ranah social
emosional sehingga dapat menyelesaikan setiap masalah yang ada pada murid
sesuai dengan kemampuannya sendiri.
Demikianlah, salam bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong isi dulu yang lengkap ya, karena anda sangat berarti bagi kami