Demontrasi Kontekstual - Modul 3.1 - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Oleh; Moh. Dasuki, S.Pd.I
CGP Angkatan 5
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran,
Anda pasti sering dihadapkan dalam situasi di mana Anda diharuskan mengambil
suatu keputusan. Namun, seberapa sering keputusan tersebut melibatkan
kepentingan dari masing-masing pihak yang sama-sama benar, tapi saling
bertentangan satu dengan yang lain?
Oleh Karena itu, Dalam kegiatan ini, Saya mewawancarai dua orang nara sumber yaitu kepala sekolah saya yakni Achmad Fauzi, S.Pd. SD selaku kepala sekolah SD Negeri Dempo Barat 2 Pasean – Pamekasan, dan Mantan Guru di sekolah Kami yakni Bapak Miswar, S.Pd. yang saat ini menjabat sebagai kepala sekolah SD Negeri Dempo Timur 2 Pasean - Pamekasan.
Dalam sesi wawancara terhadap kedua narasumber tersebut, saya mengajukan beberapa pertanyaan berdasarkan dengan pedoman yang ada di LMS, Cuma saya rangkum menjadi 5 poin pertanyaan saja, dengan tidak menguraangi substansi dari pertanyaan yang ada di LMS, pertanyaan tersebut ialah;
1. Selama Bapak/Ibu memimpin, bagaimana cara
Bapak/Ibu dalam mengidentifikasi kasus-kasus yang terjadi di sekolah? Seperti
kasus dilema etika atau bujukan moral?
2. Selama Bapak/Ibu memimpin, bagaimana cara
Bapak/Ibu dalam menjalankan pengambilan keputusan di sekolah, terutama pada
kasus-kasus yang mengandung dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama
mengandung nilai kebajikan?
3. Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang
selama ini Bapak/Ibu lakukan dalam pengambilan keputusan?
4. Hal-hal seperti apa yang selama ini Ibu anggap
efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
5. Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan
tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Hasil Wawancara
Pada sesi wawancara pertama dengan Bapak Fauzi, S.Pd.SD
Selama Bapak Achmad Fauzi mempimpin cara beliau dalam mengidentifikasi kasus-kasus yang terjadi di sekolah, biasanya beliau akan mencari tahu dan melakukan pengamatan terlebih dahulu, apakah kaus tersebut ada yang melanggar hukum atau tidak.
Selanjutnya, apabila terjadi kasus-kasus yang mengandung dua
kepentingan yang sama-sama benar cara yang diambil Bapak Achmad Fauzi dalam menjalankan
keputusannya adalah beliau akan mengambil keputusan yang tidak merugikan pihak
sekolah dan juga pihak yang bermasalah, dengan cara mencari jalan keluar
bersama dengan melakukan musyawarah dan pendekatan komunikasi.
Biasanya Bapak Achmad Fauzi
mengambil langkah-langkah dalam memutuskan suatu masalah adalah dengan
menganalisis penyebab permasalahan, menentukan siapa yang terlibat, menanyakan
kepada orang-orang terdekatnya, berdiskusi dengan warga sekolah, membuat
beberapa solusi keputusan, menimbang lagi dari berbagai sudut pandang sebelum
memutuskan/ mengambil solusi.
Adapun hal-hal yang Pak Fauzi anggap efektif dalam pengambilan keputusan adalah dengan melakukan analisis kasus kemudian menentukan solusinya menyesuaikan dengan peraturan dan norma yang berlaku, serta mengedepankan kepentingan sekolah dan umum ( solusi tersebut bermanfaat bagi orang banyak dan baik secara jangka panjang)
Sedangkan tantangan yang dihadapi beliau ketika memutuskan sebuah persoalan adalah bagaimana keputusan yang diambil bisa memuaskan semua pihak, tanpa ada yang merasa di rugikan atau sakit hati. Agar sama-sam enak dan terjadi hubungan yang baik.
Pada sesi wawancara kedua dengan Bapak Miswar, S.Pd.
Tantangan Pak Miswar dalam mengambil keputusan adalah, bagaimana dia bisa bersikap adil dan netral tanpa harus ada keberpihakan pada salah satunya.
Analisis hasil wawancara
Berdasarkan 2 (dua) narasumber yang saya wawancarai,
sejatinya dalam pengambilan keputusan diperlukan banyak
pertimbangan-pertimbangan yang perlu dilakukan. Kedua narasumber mengatakan
untuk mengidentifikasi suatu kasus itu termasuk ke dalam dilema etika atau
bujukan moral maka diperlukan observasi lingkungan misalnya jika itu terkait
antara satu individu dengan individu lain maka sebagai pemimpin perlu adanya
melihat karakter pribadi individu-individu tersebut kemudian mendengar
permasalahan dari kedua pihak secara langsung setelah itu mendengar pula saksi
dari kedua pihak. Setelah dapat mengidentifkasi kasus tersebut maka langkah
selanjutnya yang diambil adalah mengajak diskusi semua pihak yang terlibat.
Jadi selama pengambilan keputusan, hal-hal yang perlu
dilakukan adalah :
Mengidentifikasi kasus (melihat dan mendengar situasi
lingkungan sekitar)
Melakukan pendekatan personal
Mengajak diskusi bersama
Mendengarkan semua permasalahan dari pihak-pihak yang
terlibat
Mengambil keputusan bukan untuk kepentingan pribadi
Waktu pengambilan keputusan dilakukan se-segera
mungkin, tidak menunda-nunda sehingga masalah menjadi rumit dan besar
Kesimpulan : Sebagai pimpinan tidak boleh mengambil keputusan sepihak apalagi terburu-buru, selalu perhatikan identifikasi masalahnya terlebih dahulu. Jangan lupakan libatkan semua stakeholder terkait apapun dan bagaimanapun situasinya. Berada di posisi sebagai pemimpin dalam suatu instansi mengharuskan belajar untuk mendengar dan melihat dari segala sudut pandang tanpa memberatkan di satu pihak saja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong isi dulu yang lengkap ya, karena anda sangat berarti bagi kami