Sabtu, 22 Oktober 2022

Demontrasi Kontekstual - Modul 3.1 - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Demontrasi Kontekstual - Modul 3.1 - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Oleh; Moh. Dasuki, S.Pd.I
CGP Angkatan 5

    Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, Anda pasti sering dihadapkan dalam situasi di mana Anda diharuskan mengambil suatu keputusan. Namun, seberapa sering keputusan tersebut melibatkan kepentingan dari masing-masing pihak yang sama-sama benar, tapi saling bertentangan satu dengan yang lain? 

       Oleh Karena itu, Dalam kegiatan ini, Saya mewawancarai dua orang nara sumber yaitu kepala sekolah saya yakni Achmad Fauzi, S.Pd. SD selaku kepala sekolah SD Negeri Dempo Barat 2 Pasean – Pamekasan, dan Mantan Guru di sekolah Kami yakni Bapak Miswar, S.Pd. yang saat ini menjabat sebagai kepala sekolah SD  Negeri Dempo Timur 2 Pasean - Pamekasan.

    Dalam sesi wawancara terhadap kedua narasumber tersebut, saya mengajukan beberapa pertanyaan berdasarkan dengan pedoman yang ada di LMS, Cuma saya rangkum menjadi 5 poin pertanyaan saja, dengan tidak menguraangi substansi dari pertanyaan yang ada di LMS, pertanyaan tersebut ialah;

1. Selama Bapak/Ibu memimpin, bagaimana cara Bapak/Ibu dalam mengidentifikasi kasus-kasus yang terjadi di sekolah? Seperti kasus dilema etika atau bujukan moral?

2. Selama Bapak/Ibu memimpin, bagaimana cara Bapak/Ibu dalam menjalankan pengambilan keputusan di sekolah, terutama pada kasus-kasus yang mengandung dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?

3. Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang selama ini Bapak/Ibu lakukan dalam pengambilan keputusan?

4. Hal-hal seperti apa yang selama ini Ibu anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

5. Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

 

Hasil Wawancara

Pada sesi wawancara pertama dengan Bapak Fauzi, S.Pd.SD

    Selama Bapak Achmad Fauzi mempimpin cara beliau dalam mengidentifikasi kasus-kasus yang terjadi di sekolah, biasanya beliau akan mencari tahu dan melakukan pengamatan terlebih dahulu, apakah kaus tersebut ada yang melanggar hukum atau tidak.

    Selanjutnya, apabila terjadi kasus-kasus yang mengandung dua kepentingan yang sama-sama benar cara yang diambil Bapak Achmad Fauzi dalam menjalankan keputusannya adalah beliau akan mengambil keputusan yang tidak merugikan pihak sekolah dan juga pihak yang bermasalah, dengan cara mencari jalan keluar bersama dengan melakukan musyawarah dan pendekatan komunikasi.

    Biasanya Bapak Achmad Fauzi mengambil langkah-langkah dalam memutuskan suatu masalah adalah dengan menganalisis penyebab permasalahan, menentukan siapa yang terlibat, menanyakan kepada orang-orang terdekatnya, berdiskusi dengan warga sekolah, membuat beberapa solusi keputusan, menimbang lagi dari berbagai sudut pandang sebelum memutuskan/ mengambil solusi.

    Adapun hal-hal yang Pak Fauzi anggap efektif dalam pengambilan keputusan adalah dengan melakukan analisis kasus kemudian menentukan solusinya menyesuaikan dengan peraturan dan norma yang berlaku, serta mengedepankan kepentingan sekolah dan umum ( solusi tersebut bermanfaat bagi orang banyak dan baik secara jangka panjang)

    Sedangkan tantangan yang dihadapi beliau ketika memutuskan sebuah persoalan adalah bagaimana keputusan yang diambil bisa memuaskan semua pihak, tanpa ada yang merasa di rugikan atau sakit hati. Agar sama-sam enak dan terjadi hubungan yang baik.

 

Pada sesi wawancara kedua dengan Bapak Miswar, S.Pd.

     Selama Pak Miswar menjabat sebagai kepala sekolah, hal yang beliau lakukan untuk mengidentifikasi kasus-kasus yang terjadi dengan melakukan pengmatan terlebih dahulu terhadap kasus yang terjadi. Kemudian Pak Miswar akan mencari tahu kebenarannya. 

   Biasanya Pak Miswar pun akan bertanya dan berdiskusi dengan beberapa guru terutama wakil-wakil kepala sekolah yang ada dilingkungan sekolahnya. Jika terjadi kasus yang mengandung dua kepentingan yang sama-sama benar biasanya Pak Miswar akan mendiskusikannya terlebih dahulu dengan orang-orang yang beliau anggap cakap dan memiliki kompetensi dalam bidang tersebut, seperti jika yang terjadi adalah kasus dalam pembelajaran agama (Tahffidz) disini Pak Miswar akan mendiskusikan keputusan yang terjadi bersama Guru Agama atau PJ Ekskul keagamaan sekolah. 

     Atau jika kasusnya lebih besar Pak Miswar akan berdiskusi dengan pihak Komite. Hal ini dilakukannya supaya dalam pengambilan keputusan dapat baik dan tidak ada yang menyalahkan kepala sekolah. Adapun langkah-langkah yang diambil oleh beliau untuk memutuskan adalah beliau akan mencari tahu terlebih dahulu, kemudian mendiskusikan mana yang terbaik dan kurang baik baru memutuskan. 

     Menurut Pak Miswar, hal-hal yang dianggap efektif oleh Pak Miswar untuk memutuskan suatu keputusan adalah dengan berdiskusi dari hati-kehati dalam memutuskan sesuatu. Adapun hal yang menjadi tantangan bagi beliau adalah ketika Pak Miswar harus memutuskan keputusan yang berkaitan dengan perasaan.

        Tantangan Pak Miswar dalam mengambil keputusan adalah, bagaimana dia bisa bersikap adil dan netral tanpa harus ada keberpihakan pada salah satunya.


Analisis hasil wawancara

    Berdasarkan 2 (dua) narasumber yang saya wawancarai, sejatinya dalam pengambilan keputusan diperlukan banyak pertimbangan-pertimbangan yang perlu dilakukan. Kedua narasumber mengatakan untuk mengidentifikasi suatu kasus itu termasuk ke dalam dilema etika atau bujukan moral maka diperlukan observasi lingkungan misalnya jika itu terkait antara satu individu dengan individu lain maka sebagai pemimpin perlu adanya melihat karakter pribadi individu-individu tersebut kemudian mendengar permasalahan dari kedua pihak secara langsung setelah itu mendengar pula saksi dari kedua pihak. Setelah dapat mengidentifkasi kasus tersebut maka langkah selanjutnya yang diambil adalah mengajak diskusi semua pihak yang terlibat.

    Jadi selama pengambilan keputusan, hal-hal yang perlu dilakukan adalah :

Mengidentifikasi kasus (melihat dan mendengar situasi lingkungan sekitar)

Melakukan pendekatan personal

Mengajak diskusi bersama

Mendengarkan semua permasalahan dari pihak-pihak yang terlibat

Mengambil keputusan bukan untuk kepentingan pribadi

Waktu pengambilan keputusan dilakukan se-segera mungkin, tidak menunda-nunda sehingga masalah menjadi rumit dan besar

     Pengambilan keputusan dapat menjadi mudah diambil saat pihak-pihak terkait menyadari permasalahan-permasalahan mereka dan tidak merasa selalu benar. Kedua narasumber juga mengatakan se-darurat apapun situasinya, jika diperlukan pengambilan keputusan maka tetap harus koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Jadi tidak ada pengambilan keputusan langsung dari pimpinan tanpa mendengar dari pihak-pihak lain yang terlibat.

Kesimpulan : Sebagai pimpinan tidak boleh mengambil keputusan sepihak apalagi terburu-buru, selalu perhatikan identifikasi masalahnya terlebih dahulu. Jangan lupakan libatkan semua stakeholder terkait apapun dan bagaimanapun situasinya. Berada di posisi sebagai pemimpin dalam suatu instansi mengharuskan belajar untuk mendengar dan melihat dari segala sudut pandang tanpa memberatkan di satu pihak saja


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong isi dulu yang lengkap ya, karena anda sangat berarti bagi kami