Kamis, 05 Juli 2012

WAYARZUQHU MIN HAITSU LA YAHTASIBU

WAYARZUQHU MIN HAITSU LA YAHTASIBU
(Dan Allah memberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka)
Oleh: Moh. Dasuki SN

Di pagi buta, terlihat sosok bayangan seseorang yang kurus kerempeng lagi berjalan gontai menyibak pekat dan dinginnya embun pagi, di bahunya terlihat sambil memikul rencing[1] yang biasa dipakai untuk megangkut barang. Samara-samar bayangan tersebut terlihat seperti seorang lelaki yang masih muda, setelah benar-benar dekat baru jelaslah bahwa dia memang seorang yang tergolong masih muda, namanya Ruski. Ya, Ruski umurnya yang baru sekitar 26 tahun itu sudah mau berangkat ke pasar untuk menjadi kuli pengangkut barang-barang para pedagang di pasar, demi untuk memenuhi kebutuhan hidup dia dan keluaranya.
Laki-laki tersebut berjalan dengan cepat, seperti orang yang sedang mengejar sesuatu. Setelah dia sampai di jalan raya, orang-orang juga sudah banyak yang berjalan lalu-lalang menuju pasar, ada yang memakai kendaraan bermotor, dan ada juga yang naik becak, dan ada yang berjalan kaki.
"Ki, tumben kamu berangkat pagi sekali?” sapa salah seorang di antara orang-orang yang lagi berjalan menuju ke pasar tersebut, "Biasanya kamu jam segini kan masih ngorok di rumah ?"  tambah laki-laki tersebut sambil tersenyum.
"Iya kang, pengen nambah rejeki, soalnya ada kebutuhan yang mendesak" jawabnya sambil memperbaiki alat pikul yang ada di pundaknya.
Pekerjaan itu sudah dimulai setelah dia lulus dari sekola swasta (Madrasah Aliyah), karena dia tidak sanggup lagi untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi karena terkendala biaya, dia menikah dengan seorang gadis yang cantik. Saat itulah dia langsung menjadi tulang punggun keluarga, sebab kedua orang tuanya telah tua dan tidak sanggup lagi untuk bekerja. Sebagai seoran suami dia juga mengerti betul tugas yang harus diembannya. Ruski masih ingat firman Allah dalam Al-Qur'an yan berarti " Laki-laki adalah peminpin bagi kaum wanita",
"Sampean, juga tumben kok pagi sekali, memangnya mau jualan apa itu kang?" balas Ruski menimpali.
"Ini ki, mau jualan pisang, soalnya kalau sudah siang harganya biasanya murah, tapi kalau pagi harganya biasanya lumayan tinggi".
“Apa mau saya bawakan kang?" Ruski menawarkan jasa
"Tidak usah ki, Cuma sedikit kok, lagian aku juga masih kuat" jawab orang tersebut berlagak kuat, walaupun sebenarnya jalannya sudah agak sempoyongan
Mereka terus berjalan bersama menuju pasar, sambil sesekali terdengar suara canda tawa diantarai mereka semua. Ruski memang seorang yang ramah dan enak untuk diajak bicara plus juga sering berguyon dengan orang lain.
Akhirnya tanpa terasa mereka sampai dipasar, mereka langsung berpisah, menuju tempat tujuannya masing-masing, demikian juga dengan Ruski, dia langsung menuju ke kerumunan para pedagang di luar pasar yang sedang mencari orang atau jasa untuk mengangkut barang jualannya ke dalam pasar.
"Ruski, sini!" panggil salah seorang pedagang tersebut. Setelah dilihat oleh Ruski ternyata pedagang tersebut merupakan pedagang yang sering memaki jasanya. Dia adalah pak Eko seorang pedagang pakaian dan kain.
"Iya pak" jawab Ruski sambil berlari kecil menuju kearah pak Eko. "Waduh, kok sekarang banyak banget dagangannya pak"
"Sudah, jangan banyak bicara, cepat barang-barang itu di angkut ke warung saya yang ada di dalam pasar" suruh pak Eko
“Oke, beres juragan!"jawab Ruski sambil langsung mengangkut barang-barang tersebut dengan memakai rencingnya.
Setelah semuanya selesai, Ruski mendatangi pak Eko ”Barangnya sudah diangkut semua juragan" katanya. "Tidak ada yang ketinggalan ki?" tanya pak Eko memeriksa. "100% Tidak ada, silahkan bisa di cek sendiri oleh Bapak apa ada yang kurang!". Pak Eko langsung mengecek barang-barangnya dan ternyata betul tidak berkurang sedikitpun. "Iya sudah lengkap, ini sebagai upah kamu" kata pak Eko sambil menyodorkan uang duapuluh ribuan kepada Ruski. "terima kasih banyak juragan". "Iya sama-sama" kata pak Eko.
Setelah itu Ruski langsung meninggalkan pak Eko, dengan nafas yang masih ngos-ngosan dan peluh yang masih mengalir deras disekujur tubuhnya karena mengangkut barang-barang tadi.
Begitulah kegiatan Ruski dipasar, setelah selesai tugas yang satu, terus mencari lagi orang lain yang membutuhkan tenaganya. Kegiatan Ruski ini biasanya bearkhir sesudah adzan Dhuhur berkumandang, dimana semua orang yang ada dipasar sudah siap-siap untuk pulang.
***
"Asalamu'alaikum"
"Waalaikum salam, eh mas Ruski sudah pulang" jawab istri Ruski yang ada dirumahnya sambil membuka pintu. "Dadang, kemana dik? Apa dia masih belum datang sekolah?" tanya Ruski penasaran,  ”Ada kok mas, Cuma sekarang lagi istrirahat, tadi setelah shalat duur dia langsung menuju kamarnya, katanya lagi tidak enak badan". "Tidak dibelikan obat dik?, takut nanti malah tambah parah" "tidak mau mas, katanya cuma pusing aja, oya mari mas langsung ke dapur, makan siangnya sudah siap". "lauknya sekarang apa dik?" tanya Ruski sambil menuju dapur, "Ya seperti biasa mas, hanya tahu tempe saja, mau bagaimana lagi mas?” ”ya sudah tidak apa-apa, adik sabar saja ya, tadi mas cuma bergurau kok!" hibur Ruski sambil tersenyum yang selalu melekat dalam bibirnya.
Dirumah itu hanya ada Ruski, istrinya yang bernama sa'diyah, dan anak mereka yang sekarang lagi duduk dikelas satu Madrasah Tsanawiyah di kampungnya. Kehidupan mereka sehari-hari sangat sederhana sekali, Ruski yang hanya bekerja sebagai kuli dipasar kayaknya masih belum cukup untuk  memenuhi kehidupan keluarganya, sedangkan Sa'diyah istrinya, tidak memilki pekerjaan yang tetap, kadang menjadi tukang kuli, kadang berjualan buah-buahan hasil pekarangannya kepasar. Namun, keluarga tersebut tetap selalu bersyukur kepada Allah dan mereka sangat rajin beribadah serta berbuat baik kepada orang lain.
Setelah selesai makan siang, mereka istirahat sejenak, dan bersiap-siap melaksanakan shalat Dhuhur berjama'ah. "Dadang belum bangun juga dik?" kata Ruski sambil memakai sarung. "kaya'nya masih belum mas". "Coba adik lihat kekamarnya dan bangunin, bilang yang mau shalat Dhuhur berjama’ah". ”Ya mas". Sa’diyah langsung bergegas pergi ke kamar anaknya. "Dadang, ayo bangun yang mau salat Dhuhur berjama’ah nak", kata sa'diyah sambil memegang tubuhnya, "Aku masih pusing Bu". “kamu sakit ya?". Tanya ibunya sambil memegang dahi dadang, "Ya Allah, tubuh Dadang panas sekali, mas cepat kemari, dadang kayaknya sakit dech!" panggil Sa'diyah setelah mengetahui keadaan Dadang pada suaminya. Mendengar panggilan istrinya Ruski langsung bergegas pergi ke kamar Dadang. " yasudah!, mari kita shalat dulu dik, setelah itu kita bawa dadang ke dokter terdekat disini". "Iya mas”. dan keduanya langsung bergegas menuju langgar[2] mereka untuk menunaikan shalat dzuhur berjama'ah..
***
"Mohon maaf ya bu sebelumnya" kata dokter Rosita pada Sa'diyah, ibu Dadang. "Memangnya ada apa bu?" balas Sa'diyah "Anak ibu ini harus dibawa kerumah sakit untuk di opname, soalnya anak ibu terkena penyakit berbahaya dan kebetulan saya disini tidak memiliki peralatan yang memadai untuk mengobatinya", Mendengar perkataan dokter Rosita tersebut, Sa'diyah dan Ruski langsung kaget. "Iya sudah bu, akan kami bawa kerumah sakit, untuk saat ini berapa biayanya bu?" ucap Sa'diyah dengan perasaan tak menentu, soalnya takut mahal ongkosnya. "Sudah tidak usah bayar, sekarang yang penting kamu harus membawa anak kamu itu kerumah sakit secepatnya". "Sungguh bu?” Tanya sa'diyah tidak yakin "Iya benar, suda sekarang cepat pulang dan bawa anak kamu itu ke rumah sakit".
Mereka pulang, sampai dirumahnya, mereka bingung yang mau membawa putranya kerumah sakit karena mereka tidak punyak uang untuk biaya rumah sakait, "Waduh bagaimana ya mas, yang mau membawa dadang kerumah sakit?". "Aku juga bingung dik", sahut Ruski dengan raut wajah yang penuh dengan kebingungan. "Memangnya tadi mas bekerja di pasar dapat uang berapa?". "Cuma dapat tujuh puluh ribu dik, dan sepuluh ribu sudah aku gunakan untuk membeli rokok dan makanan tadi pagi diwarung, jadinya sekarnag tinggal enam puluh ribu dech", "Itu pasti tidak cukup mas, sekarang biaya rumah sakit kan mahal sekali". ”Iya dik, bagaimana kalau kita cari pinjaman saja sama tetangga, siapa tahu mereka ada yang mau meminjamkan uangnya kepada kita?" ”Iya sudah, coba saja mas mencarinya".
Setelah berpamitan, Tanpa basa-basi lagi Ruski langsung berangkat berkeliling ke tetangga-tetangga untuk mencari pinjaman uang buat biaya perawatan anaknya yang akan dibawa kerumah sakit. Tapi nasib sial, dia tidak berhasil, karena semua tetangga yang telah didatangi tidak punyak uang. Memang ada salah seorang tetangga yang mau meminjamkan uang pada dirinya, tapi harus ada bunganya satu kali-lipat dari uang semula. Sekarang tubuh Ruski lunglai sempoyongan sambil berjalan, disertai dengan pikiran yang berkecamuk didalam dirinya.
"Bagaimana mas, apa ada tetangga yang mau meminjamkan uang?". "maaf dik, tidak ada, keadaan mereka semua juga tidak jauh beda dengan kita, sama-sama kekurangan, ada yang kaya yang mau meminjamkan pada kita, tapi dia mintak bunga yang begitu besar dik". “Lalu bagaimana mas?”. ”tidak tahu juga dik, mari kita bersabar dan banyak berdoa saja kepada Allah supaya kita dapat rezki yang halal” jawab Ruski lemas.
Sunguh keadaan dunia ini sekarang telah berubah menjadi dunia yang materialistik, sehingga semuanya diukur dengan harta/uang, mau menolong dan melakukan sesuatu untuk orang lain diukur dengan untung rugi secara materi. Budaya gotong royong, tolong menolong dan tenggang rasa sudah mulai pudar dari masyarakat Indonesia saat ini. Orang-orang saat ini sudah berfikir individualis, memikirkan dirinya sendiri dan tidak mau menghiraukan keadaan orang lain, “Lho, ya urusan Lho! Emang gue pikirin?”.
Dalam keadaan bingung dan perasaan sedih tak menentu, tiba-tiba ada suara seseorang yang sedang memanggil salam diluar pintu. Ruski menjawab salam tersebut sambil bergegas pergi keluar untuk mengetaui siapa gerangan yang datang. ”Maaf, apa benar ini rumahnya bapak Ruski?”. tanya orang yang memakai baju seragam warna orange tersebut. ”Iya benar, ada apa ya pak?” tanya Ruski. ”kami ini dari Pos Indonesia mau mengantarkan peket kiriman yang ditujukan untuk anda”. ”Kiriman apa ya pak?” tanya Ruski semakin penasaran. ”Kurang tahu juga ya mas, nanti bisa dilihat sendiri” kata tukang pos tadi sambil menyerahkan amplop yang berwarna kecoklatan pada Ruski. ”Oya mas, tolong tanda tangan dulu disini, sebagai bukti tanda terima” pak pos tadi sambil menjulurkan buku yang harus ditanda tangani oleh Ruski. ”Terimakasih pak” kata Ruski dan istrinya. ”Sama-sama, itu memang tugas kami kok!” kata pak pos tadi sambil berpaling pergi menuju sepeda motornya, terus berangkat lagi untuk mengantarkan barang kiriman lainnya.
Diselimuti perasaan penasaran dan waswas Ruski dan istrinya masuk kedalam rumah, sambil melihat pengirim amplop cokelat tersebut, ternyata amplop tersebut dakirim oleh PT. Sumber Rejeki, perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman. Setelah dibuka amplop tersebut, betapa kagetnya Ruski dan keluarganya, amplop tersebut ternyata berisi uang yang jumlahnya agak begitu besar, dua juta rupiah.”Selamat anda menjadi pemenang dari kuis undian produk kami, semoga bermanfaat untuk anda beserta keluarga dan semoga produk kami terus berkembang dan selalu mengabdi dan memberikan manfaat untuk bangsa”. Ruski baru ingat, beberapa bulan lalu, waktu dia hanya iseng-iseng mencoba mengirimkan kupon undian yang dia temukan dipasar saat menjadi kuli, ternyata itu bisa membawa keuntungan yang begitu besar bagi dirinya dan keluarganya. ”Terima kasih ya Allah, akhirnya engkau berikan juga jalan keluar dari masalah ini”. Ucap Ruski sambil bercucuran air mata lalu berpelukan dengan istrinya sambil selalu mengucapkan rasa syukur kepada Allah yang tida henti-hentinya. Kemudian mereka cepat-cepat langsung membawa anak semata wayangnya tersebut kerumah sakit untuk mendapatlkan perawatan lebih intensif.
Setelah anaknya mendapatkan perawaatan dari tim dokter, Ruski merenung sendiri, ternyata jangan terlalu banyak berharap dan bergantung kepada manusia, banyaklah bergantung kepada Allah dengan melakukan segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya. Dan yakinlah bahwa Allah selalu bersama kita. Bahkan menurut hadis nabi Allah itu lebih dekat dengan urat nadi kita. Dan ingatlah berfirman Allah dalam Al-Qur’an QS. Ath-Thalaq ayat 2-3. Artinya ”.........Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangka....... ". pikir Ruski mantap!









[1] Rencing (Madura) adalah semacam wadah berbentuk bulat yang biasa dipakai untuk mengangkut barang dengan cara dipikul.
[2] Sama seperti mushallah kecil untuk keluarga dan bangunannya sangat sederhana sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong isi dulu yang lengkap ya, karena anda sangat berarti bagi kami