Kamis, 09 Juni 2011

INDAHNYA PERSAUDARAAN DAN PERSATUAN
Oleh: Moh. Dasuki SM*





Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan terhadap persoalan-persoalan yang cukup kompleks. Apalagi persoalan yang menyangkut terhadap pribadi, keluarga, dan harga diri, itu semua menuntut sikap arif dan bijaksana darii kita untuk menghadapinya. Manusia –sebagaimana yang telah dikatakan oleh Aris Toteles- sebagai mahluk zoon politicon atau makhluk sosial, memang tidak akan pernah lepas dari persoalan-persoalan kehidupan ini yang begitu kompleks. Sampai-sampai ada yang mengilustrasikan bahwa masalah atau problem itu bagaikan bumbu kehidupan. Berarti secara tidak langsung dapat dipahami kehidupan ini tidak akan enak (dalam artian akan statis dan monoton) jika tidak ada bumbunya yang berupa masalah. Tapi perlu diingat, janganlah kita mencari masalah, tapi ketika ada masalah hadapilah! Begitulah ucapan nasehat yang sering terlontar dari pembicaraan orang.
Hidup rukun, damai dan sama-sama saling menjaga tali persaudaraan akan lebih enak dan tenang dalam menjalaninya, dan jangan sampai kaarena ada problem atau masalah diantara mukmin yang satu dengan yang lainnya jalinan ukhuwah (persaudaraan) diantara sesama mukmin menjadi berantakan apalagi sampai terjadi percerai-beraian yang hal ini –percerai beraian- sangat dilarang dalam agama islam, Wala Tafarroqu (jangnlah kalian bercerai berai) begitulah firman Allah didalam Al-qur’an Surat Al- Imran ayat 103. yang melarang kita sesama mukmin untuk bercerai-berai, apalagi bermusuhan.
Karena, kita sesama muslim pada substansinya adalah saudara, sebagaimana yang terdapat didalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 10 yang artinya ; sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu, dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. Dalam kitab tafsir Al-Qurthubi, yang dimaksud dengan Ikhwaanan (Bersaudara) adalah saudara seagama dan dalam kehormatan dan tidak sesaudara dalam nasab. Serta dikatakan pula bahwa saudara seagama itu lebih luas cakupannya dari pada saudara senasab.
Berdasarkan ayat tersebut diatas, tidak etis kiranya kalau misalkan ada salah satu orang mukmin sering mencari masalah, apalagi sampai menimbulkan masalah terhadap orang mukmin lainnya, sehingga berakibat terhadap pecahnya persaudaraan diantara sesama orang mukmin yang lainya, yang notabene orang mukmin tersebut adalah saudaranya sendiri. Bahkan sampai dikatakan oleh Rasul sebagai orang yang tidak sempurna imananya, Sebagaimana Sabda Rasul yang artinya : Tidak sempurna iman seseorang sehingga mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri.
Oleh karena itu, kita harus pandai-pandai menjaga dan memelihara tali persaudaraaan diantara kita, sesama mikmin. Jika sudah saling menjaga tali persaudaraan dan menjalin tali silaturrahmi, maka akan tercipta kerukunan di antara sesama mukmin, jika sudah rukun maka akan tercipta sebuah persatuan, dan ketika sesama mukmin sudah bersatu, maka akan semakin kokoh Agama Islam dan tidak akan mudah tergoda dan tergoyahkan dengan pengaruh-pengaruh kehidupan barat yang ingin merusak tatanan kehidupan Islam. Hanya satu lidi tidak mungkin bisa membersihkan kotoran, ,tetapi ketika semua lidi disatukan maka kotoran-kotoran akan terbersihkan, begitulah adagium yang sering kita dengar. Dan Orang yang sering menjaga tali persaudaraan dan menjalin tali silaturrahmi, maka dia akan merasakan indahnya kehidupan dunia ini, dan akan selalu ada tempat untuk singgah serta disenangi oleh semua orang.
Dan sebaliknya, kalau kita sudah tidak saling menjaga tali persaudaraan dan silaturrahmi, maka yang akan timbul adalaha perselisihan, perceraiberaian bahkan sampai-sampai permusuhan sesama mukmin. Sedangkan itu semua dilarang oleh agama Islam. Hidup bermusuhan dunia ini akan tersa sempit (sella’ : madura) dan membosankan, bayangkan saja, misalakan kita mau bergerak kebarat ada musuh, ketimur ada musuh, dan keutara, selatan semuanya ada musuh, dan lebih parah lagi kalau kita mempertahankan egoisme, gengsi misalkan kalau mau minta maaf dan menyapa duluan, maka kita tidak akan bisa kemana-mana dan tidak bisa berbuat apa-apa, dan hanya kebingungan dan penyesalan yang akan kita rasakan.
Begitu indahnya persaudaraan dan persatuan, jika kita benar-benar mampu merealisasiksan dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka tidak akan ditemukan lagi orang mukmin yang satu dengan mikmin lainnya saling bertikai dan bertengkar, sehingga betul-betul tercipta kehidupan yang harmonis dan sejahtera diantara sesama mukmin, dan islam sebagai agama yang Rahmatan lil alamin benar-benar akan kita rasakan bersama. Semoga!!



• Penulis adalah ketua Organisasi KOPATRI di PP Aqidah Usymuni Terate Sumenep

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong isi dulu yang lengkap ya, karena anda sangat berarti bagi kami